Senin, 22 Desember 2025

Hutan Hilang Banjir Datang! Gajah Tesso Nilo yang Tinggal 150 Ekor Kini Terkepung Sawit Ilegal

Photo Author
- Minggu, 30 November 2025 | 17:42 WIB
Ilustrasi. Populasi gajah Tesso Nilo kian terjepit akibat hilangnya hutan dan sawit ilegal. (Foto: Freepik)
Ilustrasi. Populasi gajah Tesso Nilo kian terjepit akibat hilangnya hutan dan sawit ilegal. (Foto: Freepik)

ESENSI.TV, RIAU - Hamparan hutan hujan dataran rendah yang dulu menjadi rumah bagi gajah Sumatra di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau, kini menghadapi tekanan ekologis paling serius dalam dua dekade terakhir. 

Kawasan yang dulunya dikenal sebagai salah satu kantong populasi gajah liar terpenting di Sumatra itu mengalami penyusutan masif akibat perambahan dan alih fungsi lahan. 

Kondisi ini membuat ruang gerak satwa besar tersebut semakin terbatas dan memicu peningkatan interaksi dengan permukiman manusia.

Jumlah gajah liar yang tersisa di TNTN kini diperkirakan hanya sekitar 150 ekor. 

Baca Juga: Menu Sarapan Kekinian Ala Gen Z untuk Energi Pagi yang Sehat, Enak, dan Mudah Dibuat

Angka ini menggambarkan tekanan populasi yang signifikan dibandingkan potensi daya dukung kawasan di masa lalu. 

Penyebab utama penurunan habitat adalah konversi hutan dalam skala besar.

Menurut Kepala Balai TNTN, Heru Sutmantoro, gajah sangat bergantung pada keberadaan hutan primer sebagai sumber pakan beragam dan tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai obat alami. 

Hilangnya tutupan hutan membuat gajah kesulitan memperoleh makanan dan terpaksa menjelajah hingga ke ladang atau permukiman penduduk.

85 Persen Kawasan Beralih Menjadi Sawit Ilegal

Perambahan di TNTN berlangsung dalam rentang waktu lama dan terjadi secara masif. 

Sekitar 85 persen area taman nasional telah berubah menjadi perkebunan sawit ilegal dan permukiman. 

Baca Juga: Pulau Widi, Surga Laut Maluku Utara Berjuluk Maldivesnya Indonesia yang Jarang Dikunjungi Wisatawan

Fragmentasi ini mengurangi konektivitas antarblok hutan sehingga menghambat pergerakan gajah dan meningkatkan potensi konflik.

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: instagram @fakta.indo

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X