ESENSI.TV, JAKARTA - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta sekaligus Ketua Fraksi Partai Golkar, Judistira Hermawan, mengingatkan bahwa persoalan air bersih masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Menurutnya, meskipun berbagai program telah dijalankan, masih banyak warga yang belum merasakan manfaat dari layanan air perpipaan yang memadai.
Judistira menilai bahwa hingga kini cakupan air bersih baru mencapai sekitar 60 persen dari total wilayah Jakarta, sehingga 40 persen sisanya perlu segera dipercepat penyelesaiannya.
“Terkait dengan air bersih, bahwa hari ini di DKI Jakarta cakupan air bersih yang bisa dinikmati masyarakat itu baru mencapai 60 persen,” ujarnya, dikutip dari Akurat.
Politisi Golkar tersebut menegaskan bahwa akses air bersih bukan sekadar fasilitas, tetapi merupakan kebutuhan dasar yang menentukan kualitas hidup masyarakat.
Karena itu, ia meminta Pemerintah DKI dan Perumda PAM Jaya untuk bekerja lebih cepat agar target 100 persen air bersih pada 2030 dapat diwujudkan.
“Hingga target 40 persen harus diwujudkan sampai 2029,” tegasnya.
Dorongan untuk Wujudkan Pemerataan Akses Air
Judistira menyoroti bahwa ketimpangan akses air bersih di Jakarta bisa berdampak pada masalah sosial dan kesehatan, terutama bagi masyarakat di kawasan padat penduduk dan wilayah pinggiran.
Ia menyebut perlunya strategi yang terukur dan berkelanjutan agar setiap warga memiliki akses air layak konsumsi.
Ia juga mendorong agar proyek air perpipaan tidak hanya berfokus pada pembangunan jaringan baru, tetapi juga memperbaiki infrastruktur lama yang sudah tidak efisien.
Dengan demikian, kualitas dan kontinuitas layanan dapat terjaga dengan baik.
Artikel Terkait
Judistira Dorong Penambahan Titik Pengelolaan Sampah di Jakarta
Judistira Buka Peluang RDF Jadi Opsi Utama Pengelolaan Sampah di Jakarta
Judistira Dorong Sinergi DPRD dan Pemprov dalam Pengelolaan RDF Rorotan
Judistira Tekankan Pentingnya Perbaikan RDF Rorotan untuk Optimalisasi Pengelolaan Sampah Jakarta
Judistira Pastikan Komisi D DPRD DKI Kaji Teknologi Lingkungan untuk RDF