Gus Ipul Serahkan Bantuan Logistik dan Atensi di Sumsel, Bantu Warga Hadapi Bencana dan Berwirausaha

Selain bantuan logistik, Kemensos juga menyalurkan bantuan Atensi kepada 11 penerima manfaat, yang terdiri dari alat bantu disabilitas dan bantuan kewirausahaan. 

Alat bantu yang diberikan meliputi tangan palsu, orthosis kaki, kursi roda standar, kursi roda untuk penyandang cerebral palsy (CP), serta ankle foot orthosis.

Baca Juga: Jangan Sembarangan Makan Telur Setiap Hari! Ini Fakta dan Cara Aman Konsumsinya

Gus Ipul menegaskan bahwa para orang tua yang merawat anak-anak penyandang disabilitas adalah individu luar biasa yang pantang menyerah. 

"Mereka adalah pejuang sejati yang terus memberikan kasih sayang dan perhatian penuh kepada anak-anaknya," tuturnya.

Tak hanya itu, Kemensos juga menyalurkan bantuan Atensi bagi wirausaha berupa modal usaha untuk berbagai jenis bisnis, seperti warung sembako, usaha makanan, laundry, kerajinan rotan, hingga kuliner khas daerah seperti tekwan dan gado-gado. 

Sebanyak 20 paket sembako juga disalurkan, dengan total nilai bantuan Atensi mencapai Rp100,36 juta.

Baca Juga: PT Surveyor Indonesia Buka Lowongan HSE Officer, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Salah satu penerima manfaat bantuan Atensi adalah Rohada, seorang warga Musi Banyuasin berusia 55 tahun yang telah menjalankan usaha berjualan tekwan dan gado-gado selama empat tahun terakhir. 

Awalnya, ia berjualan hanya dengan meja dan lapak sederhana di pinggir jalan.

Berkat dukungan dari Kemensos, kini ia mendapatkan satu set gerobak lengkap dengan perlengkapan untuk berjualan. 

Dengan adanya bantuan ini, Rohada berharap usahanya dapat berkembang lebih baik lagi. 

"Bantuan ini benar-benar meringankan saya dalam menjalankan usaha. Sekarang saya bisa berjualan dengan lebih nyaman dan menarik lebih banyak pelanggan," ungkapnya dengan penuh syukur.

Baca Juga: Sambut Ramadan, Presiden Prabowo Pastikan Harga dan Stok Pangan Stabil

Dukungan dari Kemensos ini tidak hanya menjadi bentuk kepedulian pemerintah terhadap masyarakat yang membutuhkan, tetapi juga sebagai dorongan bagi mereka untuk mandiri dan bangkit dari keterbatasan.***(LL)