Keringat manusia mengandung senyawa seperti asam laktat, amonia, dan lainnya yang menarik perhatian nyamuk.
Semakin banyak Anda berkeringat, semakin besar kemungkinan nyamuk tertarik.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan tubuh dan mengganti pakaian setelah berkeringat dapat membantu mengurangi risiko.
4. Golongan Darah Tertentu
Penelitian menunjukkan bahwa nyamuk memiliki preferensi terhadap golongan darah.
Golongan darah O adalah yang paling disukai oleh nyamuk, diikuti oleh golongan darah AB.
Sementara itu, golongan darah A cenderung lebih jarang menarik perhatian nyamuk.
Baca Juga: Sigap, Kemensos Salurkan Bantuan Rp1,4 Miliar untuk Korban Longsor di Pekalongan
5. Embusan Napas
Nyamuk dapat mendeteksi karbon dioksida yang dikeluarkan manusia dari jarak hingga 15 meter.
Orang dengan frekuensi napas yang lebih cepat atau lebih berat, seperti mereka yang memiliki tubuh besar, lebih berisiko menarik perhatian nyamuk.
6. Ibu Hamil
Kehamilan juga membuat seseorang lebih rentan terhadap gigitan nyamuk.
Penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil mengembuskan karbon dioksida hingga 21 persen lebih banyak dibandingkan orang biasa.
Suhu tubuh yang lebih hangat pada ibu hamil juga menjadi daya tarik tambahan bagi nyamuk.
Artikel Terkait
Kebersihan Emosional, Cara Generasi Z Menjaga Kesehatan Mental di Era Modern
Sering Diabaikan Karena Belum Tahu, Berikut Sederet Manfaat Daun Sirsak untuk Kesehatan
Genjot Pelayanan Kesehatan, Pemerintah Bangun 66 Rumah Sakit di Wilayah Terpencil
Benarkah Mikroplastik pada Kantong Teh Dapat Membahayakan Kesehatan? Cek Faktanya
Stok Melimpah dan Sering Diremehkan, Ketahui Sederet Rahasia Manfaat Daun Jambu Biji untuk Kesehatan