ekonomi

RI – Korsel Tingkatkan Kerjasama Diatas Rp332,8 T

Rabu, 22 Mei 2024 | 12:52 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat menghadiri pertemuan tingkat menteri Indonesia-Korea Selatan, di Seoul, Rabu (22/05/2024)/Kemenko Perekonomian

Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) bersepakat meningkatkan kerjasama di bidang industri, perdagangan dan transisi energi. Potensi yang disasar jauh diatas US$20,8 miliar atau setara dengan Rp332,8 triliun (US$1 = Rp16.000, red).

Hal itu diungkapkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran persnya, di Seoul, Rabu (22/05/2024).

“Saya berharap Menteri Ahn bisa membantu untuk lebih lagi memperkuat dan memperdalam kerja sama industri, perdagangan. Dan juga di bidang transisi energi antara Indonesia dan Korea,” ujar dia.

Airlangga mengatakan, terdapat beberapa kerja sama yang sudah berjalan. Seperti perluasan pabrik petrokimia Lotte dan pembangunan klaster baja Krakatau Steel – Posco.

Namun juga terdapat beberapa kesepakatan kerja sama yang masih perlu didorong untuk segera diimplementasikan.

Pembangunan Ekosistem EV


Terkait pembangunan ekosistem EV melalui investasi Hyundai dan LG Energy Solution di Indonesia, Airlangga berharap segera terwujud.

“Saya berharap bahwa ekosistem EV bisa lebih dalam dan tentunya nanti dengan Korea mohon bantuan untuk berbicara dengan Amerika. Agar Undang-Undang IRA-nya bisa membuka pasar bagi produk dari kerja sama antara LG dan Hyundai untuk masuk ke pasar Amerika,” harap Airlangga.

Data pemerintah Indonesia mencatat, Korea Selatan menjadi negara investor terbesar ke-7 di Indonesia. Total Foreign Direct Investment (FDI) Korea Selatan tahun 2023 sekitar US$2,5 miliar. Angka ini meningkat lebih dari US$200 juta (8,7%) dibandingkan tahun 2022 (year on year/yoy).

Sementara itu, memasuki dekade kelima dalam kemitraan bilateral Indonesia dan Korea Selatan, nilai perdagangan kedua negara meningkat. Total nilai perdagangan bilateral kedua negara mencapai US$20,8 miliar pada tahun 2023. Angka ini setara dengan Rp332,8 triliun.

“Kami percaya kerja sama kita (Indonesia-Korsel) ke depannya akan semakin meningkat dan berkembang,” ungkap Airlangga.

Peluang Lebih Besar


Senada dengan itu, Korea Selatan juga menyampaikan peluang kerja sama terkait pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir. Tentunya melalui Korea Atomic Energy Research Institute (KAERI) yang telah mengembangkan teknologi Small Modular Reactor (SMR).

Didesain aman dan menghasilkan jejak karbon lebih rendah dibandingkan reaktor konvensional.

Reaktor modular nuklir skala kecil menjadi solusi alternatif untuk memasok energi Listrik, terutama di daerah-daerah terpencil atau terisolasi.

6 Kerjasama JCEC


Sebelumnya, pada bulan Juli tahun 2023 lalu telah dilakukan Pertemuan Joint Committee on Economic Cooperation (JCEC) ke-2 di Seoul. Dalam pertemuan tersebut dicapai beberapa hasil penting.

Pertama, kerja sama pengembangan investasi turunan nikel untuk baterai electric vehicle (EV). Kedua, akses pasar produk buah Indonesia ke Korea Selatan.

Ketiga, perluasan pabrik petrokimia Lotte. Keempat, pembangunan klaster baja Krakatau Steel – Posco.

Kelima, perluasan akses pasar UMKM Indonesia melalui e-platform Korea Selatan.

Dan keenam, kerja sama terkait transisi energi dan mitigasi perubahan iklim global. Meliputi kerja sama teknologi Carbon Capture and Storage (CCS), produksi energi hidrogen/ amonia, dan pembangunan PLTA.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB