ekonomi

Airlangga: Pasar Domestik Topang Ekonomi Nasional

Selasa, 7 Februari 2023 | 17:48 WIB
Ilustrasi pasar domestik menopang perekonomian nasional/pexels muhammad ilyasa 13349976

Airlangga Hartarto menyatakan pasar domestik terus menopang kuat perekonomian nasional sepanjang tahun 2022. Sebelumnya pandemi covid-19 mengganggu perekonomian nasional dan global. Meski demikian, perekonomian nasional mampu menunjukkan resiliensi dengan beranjak pulih lebih cepat.

Sepanjang tahun 2022 ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan impresif sebesar 5,31%. Angka ini mampu melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,2%, dan kembali mencapai level 5% seperti sebelum pandemi.

“Ya, pertama pencapaian ini menjadi katakanlah extraordinary di tengah tekanan global yang pertumbuhannya rendah. Artinya global sekitar 4%. Jadi capaian Indonesia ini di atas global,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, di Jakarta, Selasa (7/2/2023).

Namun, kata dia, capaian itu tidak datang begitu saja. Hal itu berasal dari kebijakan yang diambil Presiden Jokowi dalam kebijakan tiga tahun penanganan Covid.

“Itu keseimbangan antara gas dan rem, kemudian pembentukan KPC-PEN. Kemudian anggaran untuk perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi nasional. Sehingga ini merupakan sebuah sequence,” ungkap Airlangga.

PPKM Kebijakan Tepat


Lebih jauh, Airlangga mengungkapkan bahwa Pemerintah memutuskan tidak mengambil kebijakan lockdown selama pandemi Covid-19. Sebab kebijakan itu terbukti mampu mendorong perekonomian dapat terus bergerak melalui ekspor dan Neraca Perdagangan yang tumbuh positif.

Selain itu, Purchasing Managers's Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga berada di atas 50 dan berada di level ekspansif.

“Jadi industri kita tidak kehilangan supply chain. Jadi mengisi supply chain. Justru di tahun 2022 dan 2021 ini terbantu oleh kenaikan harga komoditas. Pada saat dunia mulai kembali normal, nah butuh supply chain. Salah satu yang paling siap untuk mengisi adalah dari Indonesia,” kata dia lagi.

Dampak Perang Rusia-Ukraina


Indonesia, tambah dia, menghadapi beberapa tantangan global. Diantaranya, perang Rusia-Ukraina, climate change, tingginya harga komoditas, inflasi global yang tinggi, serta tingkat suku bunga yang masih naik, Pemerintah memiliki bantalan yakni kuatnya domestic market.

“Nah bagaimana kita menyelesaikan permasalahan itu. Namun kita sudah dalam tanda petik mempunyai ancang-ancang untuk itu. Karena domestic market kita kuat. Jadi kita kembalikan kepada domestic market karena persentasenya sekitar 51%-52% dari ekonomi. Ekspor market kita sekitar 20%. Jadi resiliensi terhadap gonjang-ganjing global. Kita punya cushion. Nah, itu yang harus kita jaga. Daya beli kita jaga, domestic market dijaga. Kemudian tentu produksi kita jaga,” tutup dia.

Editor: Raja H. Napitupulu

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB