Produk impor yang beredar di Indonesia sepanjang tahun 2022 sebagian besar atau sebesar 48,23 persen berasal dari tiga negara, yaitu China, Jepang dan Thailand. Indonesia tampaknya masih meminati barang-barang produksi China dan Jepang.
Total impor Indonesia pada tahun 2022 mencapai USD237,52 miliar. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono mengatakan tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Desember 2022, pertama adalah Tiongkok senilai US67,16 miliar atau 34,07 dari total impor.
“Jepang menguasai sekitar 8,66 persen pasar ekspor di Indonesia . Nilainya tahun 2022 lalu mencapai USD17,08 miliar dan Thailan senilai USD10,85 miliar atau 5,50 persen dari total pasar barang-barang impor,” ujar Margo, dalam keterangan persnya, Senin (16/1/2023).
Sementara itu, dari 10 negara anggota Asean, Indonesia membeli barang dengan total nilai USD32,85 miliar atau 16,67 persen dari total pasar impor dan dari Uni Eropa senilai US$11,63 miliar atau 5,90 persen dari total pasar barang impor di dalam negeri.
Lebih jauh, Margo menjelaskan berdasarkan golongan penggunaan barang, nilai impor Januari – Desember 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan bahan baku/penolong.
Nilainya mencapai USD33,956,7 juta atau naik sebesar 23,04 persen dari tahun 2022. Kemudian, impor barang modal senilai USD7,727,6 juta atau naik sebesar 26,99 persen yoy, tetapi impor barang barang konsumsi turun 1,74 persen menjadi USD350,5 juta.
Sementara itu, nilai impor Indonesia Desember 2022 mencapai US$19,94 miliar, naik 5,16 persen dibandingkan November 2022 atau turun 6,61 persen dibandingkan Desember 2021.
Impor migas Desember 2022 senilai US$3,20 miliar, naik 14,15 persen dibandingkan November 2022 atau turun 5,23 persen dibandingkan Desember 2021.
Impor nonmigas Desember 2022 senilai USD16,74 miliar, naik 3,60 persen dibandingkan November 2022 atau turun 6,87 persen dibandingkan Desember 2021.
Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar Desember 2022 dibandingkan November 2022 adalah serealia senilai USD178,8 juta atau naik sebesar 66,03 persen.
Sementara itu, penurunan terbesar adalah plastik dan barang dari plastic, yaitu 14,46 persen menjadi USD124,3 juta.*
Editor: Erna Sari Ulina Girsang
Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv