ESENSI.TV, NASIONAL - Begitu maraknya permainan Judol di Indonesia kini kian mengkhawatirkan.
Jumlah pemain yang terus meningkat kini mencapai angka jutaan, melibatkan berbagai kalangan, termasuk aparat negara.
Masalah ini memicu perhatian serius pemerintah dan instansi terkait, khususnya TNI, yang berkomitmen untuk menindak tegas anggotanya yang terbukti terlibat.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dengan tegas menyatakan bahwa prajurit yang terbukti bermain Judol akan diberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Baca Juga: Terkait Pilkada Serentak 2024, Menko Polkam: Hak Pilih Warga Terdampak Bencana Terjamin Tetap Lancar
Namun, sanksi tersebut tidak selalu berujung pada pemecatan, tergantung pada hasil investigasi dan tingkat keterlibatan masing-masing individu.
“Kami tidak akan mentoleransi hal ini. Ada prosedur yang harus dijalani, tetapi sanksi tegas tetap diberlakukan. Integritas institusi harus dijaga,” ujar Jenderal Agus dalam pernyataannya di gedung DPR, Jakarta, dikutip pada Selasa, 26 November 2024.
Data terbaru dari Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) mengungkapkan bahwa jumlah pemain Judol di Indonesia telah mencapai 8,8 juta orang.
Dari angka tersebut, mayoritas merupakan pegawai swasta dengan jumlah 1,9 juta orang.
Baca Juga: BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem Saat Libur Natal dan Tahun Baru 2024/2025
Fakta yang lebih memprihatinkan adalah keterlibatan sekitar 80.000 anak di bawah usia 10 tahun dalam aktivitas ini.
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan, menyoroti peningkatan angka ini sebagai ancaman besar yang harus segera ditangani.
“Jika tidak ada langkah nyata dan masif untuk memberantas aktivitas ini, angkanya akan terus meningkat. Ini menjadi tantangan yang sangat serius bagi kita semua,” jelas Budi Gunawan dalam keterangannya pada Sabtu (23/11/2024).
Yang lebih mencengangkan, sebanyak 97.000 anggota TNI dan Polri tercatat sebagai pemain Judol.