ESENSI.TV, JAKARTA - Gajah Kalimantan, yang juga dikenal sebagai gajah Borneo, telah resmi dinyatakan sebagai spesies yang terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada tahun 2024. Populasinya diperkirakan hanya tersisa sekitar 1.000 ekor di alam liar, mengalami penurunan signifikan akibat berbagai ancaman.
Penyebab utama penurunan populasi gajah Kalimantan adalah hilangnya habitat akibat deforestasi besar-besaran di pulau Kalimantan. Penebangan hutan untuk perkebunan kelapa sawit, pertambangan, dan pembangunan infrastruktur telah menghancurkan sebagian besar habitat alami mereka. Konflik antara gajah dan manusia juga meningkat, memperburuk situasi.
Gajah Kalimantan memiliki peran penting dalam ekosistem hutan hujan sebagai spesies kunci. Mereka membantu menjaga kesehatan hutan dengan menyebarkan biji-bijian dan membuka jalur di dalam hutan, yang membantu regenerasi tanaman. Kehilangan gajah ini dapat berdampak besar pada ekosistem hutan secara keseluruhan.
Baca Juga: Badak Afrika disuntik Radioaktif dengan Tujuan yang Mulia
Upaya konservasi sedang dilakukan untuk menyelamatkan gajah Kalimantan. Pendekatan ini melibatkan peningkatan kesadaran masyarakat, perlindungan habitat, serta program konservasi yang lebih intensif. Para ahli dan organisasi konservasi menyerukan dukungan dari berbagai pihak untuk menyelamatkan spesies ini. Mereka menekankan pentingnya kontribusi dalam bentuk dukungan finansial, partisipasi dalam program konservasi, dan penyebaran kesadaran mengenai pentingnya melindungi gajah Kalimantan.
Baca Juga: Taman Safari Buka Suara: Kuda Nil diberi Makan Plastik
Dengan upaya yang lebih terkoordinasi dan dukungan yang lebih luas, diharapkan populasi gajah Kalimantan dapat pulih dan ekosistem hutan hujan Kalimantan dapat tetap terjaga. Pelestarian gajah Kalimantan bukan hanya menyelamatkan satu spesies, tetapi juga melindungi keanekaragaman hayati yang ada di hutan hujan Kalimantan.