Senin, 22 Desember 2025

Mengenal Tradisi Bau Nyale, Ritual Menghormati Putri Mandalika di Pulau Lombok

Photo Author
- Jumat, 10 Februari 2023 | 12:31 WIB
Festival tradisi bau nyale adalah ritual yang diadakan setahun sekali bentuk hormat kepada Putri Mandalika
Festival tradisi bau nyale adalah ritual yang diadakan setahun sekali bentuk hormat kepada Putri Mandalika

Festival tradisi bau nyale merupakan kegiatan yang  dilaksanakan setiap tahun. Dikutip melalui laman https://lomboktengahkab.go.id/, tradisi bau nyale akan dilaksanakan pada Jumat-Sabtu tanggal 10-11 Februari 2023 mendatang di Kabupaten Lombok Tengah tepatnya di Pantai Seger.

Pulau Lombok adalah pulau dengan destinasi pantai yang indah yang memiliki suatu adat budaya yang unik dikenal dengan tradisi bau nyale.

Tradisi bau nyale ini konon digelar untuk menghormati legenda seorang putri yang terkenal di Pulau Lombok bernama Putri Mandalika.

Sejarah Tradisi Bau Nyale


Dikutip dari laman resmi Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat Putri Mandalika adalah putri dari seorang raja ternama yang terkenal dengan paras cantik rupawan dan kebaikan hatinya.

Oleh karena itu, Putri Mandalika menjadi idaman banyak pangeran sehingga menjadi rebutan dan membuat persaingan yang mengancam keutuhan dan kerukunan masyarakat Lombok.

Demi mempertahankan kerukunan itu, Putri Mandalika pun melakukan sebuah ritual semadi untuk menentukan apa yang harus dilakukan kepada para pangeran yang ingin meminangnya.

Dari semadi itu, Putri Mandalika akhirnya mendapatkan sebuah petunjuk (wangsit) untuk mengundang dan mengumpulkan seluruh pelamar yang ingin meminangnya di Bukit Seger, Mandalika.

Namun, pada saat semua berkumpul alih-alih memilih seorang pangeran, Putri Mandalika justru memutuskan untuk tidak memilih siapa pun di antara mereka.

Karena rasa cintanya yang besar kepada masyarakat dan ingin semua hidup dalam kerukunan dan kedamaian, Putri Mandalika pun kemudian terjun ke Laut.

Seluruh orang yang hadir sontak terkejut dan langsung ikut menceburkan diri ke laut berlomba-lomba untuk menyelamatkan Putri Mandalika, namun sayangnya tak ada satu pun yang berhasil menemukannya.

Setelah kepergian Putri Mandalika itu, muncullah kumpulan cacing berwarna-warni dengan jumlah yang sangat banyak di pantai tempat Putri Mandalika menceburkan diri dan menghilang, dan hewan inilah yang kemudian disebut nyale.

Semenjak saat itu, masyarakat pun memercayai bahwa nyale adalah jelmaan dari Putri Mandalika. Dan sebagai bentuk penghormatan, diadakanlah ritual adat setiap tanggal 20 pada bulan 10 (menurut perhitungan Kalender Sasak), bertepatan dengan ketika Putri Mandalika menghilang.

Menurut bahasa Sasak, bau artinya menangkap, sedangkan nyale adalah sejenis cacing laut yang hidup di lubang dan batu karang di bawah permukaan laut. Jadi, tradisi ini secara harfiah berarti menangkap cacing laut.*

Editor: Darma Lubis

Editor: Darmailawati

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Komposer Era Barok, George Frideric Handel

Kamis, 25 Juli 2024 | 00:56 WIB

George Hackenschmidt Pelopor Binaraga Dunia

Selasa, 23 Juli 2024 | 22:31 WIB

Asalnya Televisi Dari Mana?, Ini Sejarahnya!

Senin, 22 Juli 2024 | 16:00 WIB

Arti Hari Lahir Pancasila Bagi Gen Z

Sabtu, 1 Juni 2024 | 06:01 WIB

Asal Muasalnya Telkomsel di Indonesia

Sabtu, 25 Mei 2024 | 20:03 WIB

Pentakosta Itu Hari Apa Sih?

Senin, 20 Mei 2024 | 09:00 WIB

Fakta Menarik Mengenai Bulan? Ini Dia

Sabtu, 18 Mei 2024 | 09:00 WIB

Jepang Terletak di Zona Gempa Paling Aktif di Dunia

Selasa, 2 Januari 2024 | 21:04 WIB
X