Minggu, 21 Desember 2025

Gempa M6,2 Goncang Garut, Badan Geologi: Diakibatkan Aktivitas Penunjaman

Photo Author
- Minggu, 28 April 2024 | 14:05 WIB
BMKG menginformasikan gempa bumi dengan magnitudo M6,2 pada kedalaman 70 km Barat Daya Garut terjadi pada hari Sabtu, (27/4/2024), pukul 23:29:47 WIB. foto: ist
BMKG menginformasikan gempa bumi dengan magnitudo M6,2 pada kedalaman 70 km Barat Daya Garut terjadi pada hari Sabtu, (27/4/2024), pukul 23:29:47 WIB. foto: ist

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan gempa bumi dengan magnitudo M6,2 pada kedalaman 70 km Barat Daya Garut terjadi pada hari Sabtu, (27/4/2024), pukul 23:29:47 WIB.

Meski berpusat di laut namun gempa tidak berpotensi memicu terjadinya gelombang tsunami dan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard). Baik berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah maupun likuefaksi.

Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, mengatakan BMKG menginformasikan gempa berpusat di Samudera Hindia pada koordinat 107,26 BT dan 8,42 LS. Berjarak sekitar 151,7 km barat daya Kota Garut, Provinsi Jawa Barat.

Lokasi pusat gempa terletak di laut pada kedalaman menengah sehingga guncangan terasa pada daerah cukup luas di Jawa Barat.

"Morfologi wilayah pesisir Jawa Barat selatan umumnya berupa dataran pantai. Yang berbatasan dengan morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal pada bagian utara,"lanjut Wafid dalam keterangannya, Minggu (28/4/2024) di Bandung.

Wafid menerangkan, kejadian gempa ini diakibatkan oleh aktivitas penunjaman/ subduksi. Atau dapat disebut juga gempa bumi intraslab dengan mekanisme sesar naik.

"Menurut catatan Badan Geologi, sumber gempa bumi intraslab di Jawa Barat Selatan ini telah beberapa kali mengakibatkan terjadinya bencana. Yaitu tahun 1979, 2007, 2017, 2022, dan 2023,"terang Wafid.

Badan Geologi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan/informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan.

Kejadian ini kata dia, diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard). Berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

"Karena wilayah di daerah pesisir Jawa Barat Selatan tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural," jelasnya.

Bangunan di daerah Jawa Barat Selatan harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi. Hal ini untuk menghindari risiko kerusakan dengan dilengkapi jalur dan tempat evakuasi. *

Email : [email protected]
Editor: Junita Ariani/Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

Editor: Raja H. Napitupulu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

Gempa Bumi M6,2 di Garut 27 Unit Rumah Rusak

Minggu, 28 April 2024 | 14:31 WIB

Aktivitas Vulkanik Gunung Api Semeru Masih Tinggi

Jumat, 16 Februari 2024 | 22:24 WIB
X