Pertama, keduanya mampu memperpanjang usia pakai ban karena mencegah keausan yang tidak merata pada permukaan ban.
Kedua, spooring membantu kendaraan tetap stabil dan tidak menarik ke satu sisi, sehingga pengemudi tidak cepat lelah karena harus terus mengoreksi arah stir.
Ketiga, balancing mengurangi getaran yang muncul di kabin sehingga perjalanan terasa lebih nyaman, terutama saat melintasi jalan bebas hambatan.
Keempat, konsumsi bahan bakar menjadi lebih efisien karena mesin tidak harus bekerja ekstra akibat hambatan dari roda yang tidak seimbang atau sudut yang tidak tepat.
Baca Juga: Judistira Hermawan Dorong Aspirasi Warga Jakarta Lebih Didengar Pemerintah
Kapan Harus Melakukan Spooring dan Balancing?
Spooring dan balancing sebaiknya dilakukan secara rutin, misalnya setiap 10.000 km atau ketika mengganti ban.
Namun, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kendaraan membutuhkan spooring dan balancing lebih cepat.
Contohnya adalah saat stir terasa bergetar saat mobil melaju, mobil tidak berjalan lurus meski setir sudah lurus, atau terdengar suara aneh dari roda.
Selain itu, jika ban aus hanya di satu sisi atau tidak merata, hal ini bisa menjadi indikasi adanya ketidaksejajaran sudut roda.
Melakukan pengecekan secara berkala di bengkel resmi atau terpercaya sangat dianjurkan agar kendaraan tetap dalam kondisi optimal.
Spooring dan balancing bukan hanya perawatan tambahan, melainkan kebutuhan pokok bagi kendaraan roda empat.
Baca Juga: Manchester City Mandul di Southampton, Tiket Liga Champions Terancam Melayang
Kedua proses ini sangat berpengaruh terhadap kenyamanan, efisiensi, dan keamanan saat berkendara di berbagai kondisi jalan.
Dengan spooring dan balancing yang rutin, kendaraan akan lebih stabil, ban lebih awet, dan pengemudi dapat menikmati perjalanan tanpa gangguan berarti.
Investasi kecil dalam perawatan ini bisa mencegah kerusakan besar dan biaya tinggi di masa depan.