ESENSI.TV, NASIONAL - Bencana alam yang melanda Madiun pada Selasa malam (28/1/2025) mengakibatkan kerusakan parah di beberapa wilayah.
Hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah lokasi, termasuk Desa Mejayan, yang menjadi sorotan setelah longsor mengakibatkan 18 jenazah hilang terbawa arus sungai.
Peristiwa tragis ini menambah daftar kerugian akibat bencana yang melanda Madiun, terutama di daerah yang terletak di sekitar Gunung Wilis.
Kepala Desa Mejayan, Gunawan, mengonfirmasi bahwa longsor di makam yang terletak di desa tersebut mengakibatkan banyaknya jenazah yang hanyut.
"Memang benar, terjadi longsor di makam di Desa Mejayan, dan 18 jenazah terbawa arus," ungkap Gunawan ketika dikonfirmasi, dikutip pada Kamis, 30 Januari 2025.
Makam yang tergerus longsor tersebut sebenarnya diperuntukkan bagi warga Kelurahan Krajan, meskipun lokasi fisiknya berada di wilayah Desa Mejayan.
Gunawan menambahkan bahwa pihak Kelurahan Krajan saat ini sedang melakukan pendataan untuk mengetahui makam-makam yang hilang akibat bencana ini.
"Pihak Kelurahan Krajan sedang mendata makam yang tergerus banjir. Untuk data ahli waris, bisa langsung menghubungi Lurah Krajan, karena kami di Desa Mejayan hanya menjadi lokasi makam tersebut," jelasnya.
Baca Juga: City Amankan Tiket Play-off dengan Kemenangan Dramatis atas Club Brugge
Banjir yang melanda Kecamatan Mejayan dan Saradan disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi di kawasan Gunung Wilis.
Selain itu, tanah longsor juga terjadi di beberapa titik, termasuk Desa Tawangrejo di Kecamatan Gemarang dan Desa Kare.
Tanah longsor di Desa Kare sempat menutup jalur utama Madiun menuju objek wisata Telaga Ngebel.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madiun bersama TNI-Polri langsung turun tangan untuk membersihkan material longsor dan lumpur yang menghalangi akses jalan.