ESENSI.TV, KALIMANTAN - Ketahanan pangan merupakan fondasi utama dalam pembangunan ekonomi daerah, dan Kalimantan Selatan menjadi salah satu wilayah yang menunjukkan komitmen kuat dalam penguatan sektor ini.
Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun, dalam rangkaian Kunjungan Kerja Spesifik ke provinsi tersebut, menilai bahwa upaya menjaga stabilitas produksi pangan harus didukung oleh inovasi pertanian serta pembiayaan yang tepat sasaran.
Misbakhun memberikan apresiasi terhadap keberhasilan Kalimantan Selatan menjaga inflasi tetap stabil meskipun terdapat tekanan dari komoditas pangan.
Baca Juga: Pola Makan Generasi Z, Cara Cerdas Menikmati Junk Food Tanpa Mengorbankan Kesehatan
“Inflasi di Kalimantan Selatan relatif sangat rendah. Ada sedikit kenaikan pada volatile food, khususnya beras, tetapi masih dalam batas yang wajar dan terkendali,” ujarnya.
Stabilitas ini tidak terlepas dari kontribusi sektor pertanian lokal, khususnya inovasi padi apung di wilayah gambut Hulu Sungai Selatan. Teknologi tersebut memungkinkan lahan gambut yang sebelumnya tidak optimal untuk ditanami padi menjadi produktif.
Misbakhun mengatakan: “Padi apung di wilayah gambut ini menggunakan teknologi khusus sehingga dapat tumbuh dan menjadi beras yang sangat produktif.”
Inovasi padi apung menjadi bukti nyata bahwa ketahanan pangan dapat diperkuat melalui teknologi lokal yang adaptif. Dengan produktivitas yang meningkat, kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi secara konsisten, sementara tekanan terhadap harga dapat ditekan.
Baca Juga: BJB Sekuritas Buka Lowongan Kerja Desember 2025 untuk Lulusan S1, Cek Segera Shaarat Lengkapnya
Selain inovasi pertanian, pemberdayaan petani melalui pendampingan pembiayaan juga menjadi faktor penting. OJK, dalam sinerginya dengan Komisi XI, memberikan edukasi keuangan, literasi pembiayaan, dan akses pendanaan yang membantu petani meningkatkan kapasitas usaha. Pendanaan yang efektif membuat petani bisa memanfaatkan teknologi baru, memperluas lahan, hingga meningkatkan hasil panen.
Ketahanan pangan tidak hanya berbicara soal produksi, tetapi juga mengenai kemampuan petani dalam mengelola usahanya secara profesional. Di titik inilah peran Komisi XI dan OJK menjadi sangat penting.
Kebijakan pembiayaan terus diarahkan agar lebih ramah terhadap sektor riil, terutama pertanian yang memiliki dampak langsung terhadap inflasi dan daya beli masyarakat.
Dengan sinergi inovasi pertanian, akses pembiayaan, dan kebijakan yang mendukung, ketahanan pangan di Kalimantan Selatan semakin terbentuk kuat. Upaya yang dikawal Misbakhun menjadi landasan penting bagi pengembangan ekonomi daerah yang berkelanjutan.*** (LL)