nasional

Judistira Dorong Evaluasi Berkelanjutan Usai Perpanjangan Rekayasa TB Simatupang

Selasa, 18 November 2025 | 14:00 WIB
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Judistira Hermawan.(Foto: dok. DPRD DKI Jakarta)

ESENSI.TV, JAKARTA - Jalan TB. Simatupang, sebagai salah satu koridor penting Jakarta Selatan, kerap dihadapkan pada persoalan kemacetan kronis.

Mobilitas tinggi dan pertemuan berbagai arus kendaraan membuat wilayah ini menjadi titik kritis, terutama pada jam berangkat dan pulang kerja. Tidak mengherankan bila banyak pengendara pribadi hingga ojol menjulukinya sebagai jalur horor.

Meski demikian, beberapa pekan terakhir terlihat adanya penurunan tingkat kepadatan setelah Pemprov DKI Jakarta menerapkan rekayasa lalu lintas di sepanjang jalur tersebut.

Baca Juga: Usai Lontarkan Pernyataan Kontroversial Soal Ahli Gizi, Wakil Ketua DPR Sampaikan Klarifikasi dan Permintaan Maaf

Pembagian arus kendaraan, penataan ulang jalur, dan pembukaan akses menuju gerbang tol menjadi bagian dari strategi yang diujicobakan untuk memecah penumpukan kendaraan.

Di lapangan, pengemudi seperti Dicky masih merasakan padatnya kondisi, namun baginya hal tersebut menjadi peluang.

“Saya masih sering lewat karena mengambil orderan di sekitar Jalan TB. Simatupang, meskipun macet parah. Kondisi macet parah itu, saya banyak memperoleh orderan. Banyak penumpang turun dari angkutan umum, naik ojek dari halte bus ke rumah mereka,” katanya.

Baca Juga: BDK Denpasar Buka Lowongan PPNPN untuk Beberapa Posisi Menarik, Cek Informasi Lengkapnya

Merespons evaluasi tersebut, Judistira Hermawan dari Komisi D DPRD DKI Jakarta menegaskan bahwa hasil uji coba dianggap positif sehingga pemerintah memutuskan memperpanjang masa rekayasa.

Salah satu kebijakan pendukungnya adalah pembukaan Gerbang Tol Fatmawati II secara gratis hingga akhir Oktober 2025. Kebijakan ini diyakini mampu mengurangi kepadatan dari berbagai titik masuk menuju TB. Simatupang.

Evaluasi pada 15–19 September 2025 mencatat bahwa gerbang tol tersebut telah dimanfaatkan oleh 3.052 kendaraan, dengan rata-rata 610 kendaraan per hari.

Angka ini menunjukkan adanya redistribusi arus yang memengaruhi kelancaran lalu lintas di ruas utama.

Baca Juga: Ukraina Teken Kesepakatan Besar, Akan Dapat 100 Jet Tempur Rafale dari Prancis

Judistira menilai keberhasilan ini harus diikuti evaluasi berkelanjutan, mengingat dinamika lalu lintas Jakarta sangat cepat berubah.

Halaman:

Tags

Terkini