ESENSI.TV, JAKARTA - Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta, Judistira Hermawan, menegaskan bahwa anggaran prioritas untuk penanganan banjir dan kemacetan harus tetap dipertahankan meski Pemerintah Provinsi DKI menghadapi pemotongan Dana Bagi Hasil (DBH).
Menurutnya, kedua sektor tersebut merupakan masalah utama di Jakarta yang berdampak langsung terhadap kehidupan warga.
Judistira menyampaikan, pemerintah daerah perlu melakukan penyisiran anggaran secara cermat agar efisiensi tidak justru mengorbankan program yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan publik.
Baca Juga: Daftar Tim yang Telah Mengamankan Tiket ke Piala Dunia 2026
“DKI Jakarta punya anggaran prioritas, yakni penanganan banjir, kemacetan, penanggulangan persoalan sosial masyarakat seperti pendidikan dan lapangan pekerjaan. Anggaran prioritas ini harus tetap dipertahankan,” ujarnya, dikutip pada Jumat, 14 November 2025.
Politisi yang sudah tiga periode duduk di Kebon Sirih itu menjelaskan bahwa efisiensi yang dilakukan hendaknya diarahkan pada kegiatan yang kurang relevan, seperti seremonial, perjalanan dinas, atau program yang tidak memiliki hasil nyata bagi masyarakat.
Ia menilai masih banyak kegiatan di dinas maupun SKPD yang bisa dikurangi tanpa mengganggu layanan publik.
Baca Juga: Judistira Prediksi Anggaran Seremonial Jadi Sasaran Efisiensi di DKI Jakarta
“Anggaran-anggaran dan program yang selama ini dirasa kurang tepat, misalnya rapat kerja yang berulang, itu nanti yang akan kita hilangkan,” tutur Judistira.
Ia menegaskan bahwa fokus utama efisiensi adalah memastikan setiap rupiah dari APBD DKI 2025 yang mencapai sekitar Rp 77 triliun benar-benar memberi manfaat nyata.
Dengan pengawasan ketat dari DPRD, diharapkan penggunaan anggaran bisa lebih efektif, transparan, dan akuntabel.
Judistira juga menilai penting adanya sinergi antara eksekutif dan legislatif agar kebijakan efisiensi tidak disalahartikan sebagai pemotongan sembarangan.
Baca Juga: Motor Terasa Berat Saat Digas? Ini Cara Mengatasinya dengan Cepat dan Tepat
“Efisiensi itu bukan berarti memangkas yang penting, tapi menertibkan yang tidak berdampak,” tambahnya.