nasional

Kredit Sulit Diakses, Misbakhun Soroti Sektor Tekstil, Pertambangan, dan Hilirisasi yang Kian Tertekan

Jumat, 18 Juli 2025 | 11:00 WIB
Kredit seret, Misbakhun tegaskan sektor strategis belum dapat dukungan optimal dari perbankan untuk ekspansi usaha. (Foto: Instagram @mmisbakhun)

ESENSI.TV, JAKARTA - Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menyoroti kendala serius yang dihadapi sektor strategis dalam memperoleh pembiayaan dari perbankan nasional.

Dalam keterangannya di Jakarta beberapa waktu lalu, ia mengungkapkan bahwa sektor tekstil, pertambangan, dan hilirisasi mengalami kesulitan dalam mengakses kredit produktif.

Kondisi ini menjadi hambatan besar dalam mendukung ekspansi industri dan pemulihan ekonomi nasional secara menyeluruh.

Pertumbuhan kredit perbankan pada Mei 2025 tercatat sebesar 8,43 persen secara tahunan, melanjutkan tren penurunan dari bulan sebelumnya.

 Baca Juga: Dunia Mengutuk! Serangan Israel Tewaskan Tiga Orang di Satu-Satunya Gereja Katolik di Gaza

Ini menunjukkan belum pulihnya gairah pembiayaan perbankan terhadap sektor riil, terutama di tengah melemahnya daya beli dan menyusutnya kelas menengah.

Misbakhun menilai bahwa penurunan ini berakibat langsung terhadap sektor strategis yang memerlukan pembiayaan jangka menengah dan panjang untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Kredit investasi memang tumbuh 13,74 persen dan kredit modal kerja 4,94 persen, namun belum mampu menjangkau pelaku usaha di sektor utama.

Misbakhun menyebutkan bahwa banyak pelaku industri di bidang tekstil, pertambangan, dan hilirisasi menghadapi kesulitan membiayai kebutuhan belanja modal (capex) dan operasional (opex).

 Baca Juga: Destinasi Wisata Populer di Jember yang Bikin Liburan Semakin Seru dan Penuh Cerita

Tanpa dukungan kredit yang memadai, pelaku usaha kesulitan memperluas produksi, memperbarui teknologi, dan meningkatkan daya saing di pasar global.

Kondisi ini turut menghambat penciptaan lapangan kerja baru serta menurunkan potensi kontribusi sektor tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi.

Menurut Misbakhun, perbankan nasional perlu mengubah pendekatannya dari sekadar pengelolaan kapital menjadi lebih aktif dalam mendukung sektor produktif.

“Pendekatan proaktif ini yang masih belum dirasakan oleh pelaku usaha,” ujarnya menegaskan.

Halaman:

Tags

Terkini