ESENSI.TV, SUMUT - Hujan deras yang tak kunjung reda selama beberapa hari terakhir membuat wilayah Parapat, Kabupaten Simalungun, dilanda bencana banjir dan longsor yang cukup parah.
Air bah bercampur lumpur menerjang pemukiman warga, melumpuhkan akses jalan, hingga merendam fasilitas vital seperti RSUD Parapat.
Material longsoran yang terbawa dari perbukitan di sekitar kawasan tersebut menambah kerusakan, membuat proses evakuasi dan pembersihan menjadi tantangan besar.
Banjir yang datang tiba-tiba membuat warga kewalahan menyelamatkan diri dan harta benda mereka.
Baca Juga: Menjelajah Pantai Green Bowl, Permata Tersembunyi dengan Gua Alami dan Pasir Putih di Bali
Beberapa rumah tertimbun lumpur, sementara jalan utama menuju Parapat tertutup material longsoran yang terbawa arus dari Bukit Suaon.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Parapat pun tak luput dari dampak banjir, di mana lumpur setebal beberapa sentimeter menggenangi ruang-ruang perawatan, mengganggu pelayanan medis.
Melihat situasi yang semakin genting, Kompi 2 Batalyon B Pelopor Satbrimob Polda Sumut langsung bergerak cepat menurunkan personel untuk membantu evakuasi dan penanganan dampak bencana.
Dipimpin oleh AKP Ronny Sarko, satu peleton Brimob lengkap dengan peralatan darurat tiba di lokasi pada Minggu malam, 16 Maret 2025, sekitar pukul 21.30 WIB.
Baca Juga: Hindari Selip! Ini Tekanan Ban Ideal untuk Perjalanan Mudik di Musim Hujan
Mereka dilengkapi dengan tenda pleton, perahu karet, jaket pelampung, hingga peralatan berat seperti beko dan cangkul untuk membuka akses jalan yang tertutup longsoran.
"Kami langsung bergerak begitu mendapat informasi. Prioritas kami adalah mengevakuasi warga yang terdampak dan memastikan akses jalan bisa digunakan kembali," ujar AKP Ronny Sarko saat tiba di lokasi.
Namun, perjalanan tim SAR Brimob tak berjalan mulus. Jalan menuju lokasi bencana tertutup material longsor, memicu kemacetan panjang.
Personel Brimob bersama warga setempat harus bekerja keras membuka jalan agar bantuan bisa masuk lebih cepat.