ESENSI.TV, JAKARTA - Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mendorong percepatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
Hingga saat ini, Indonesia baru memanfaatkan 15,2 gigawatt (GW) atau sekitar 0,4 persen dari potensi keseluruhan yang mencapai 3.687 GW.
“Bapak-Ibu sekalian, kalau kita lihat, kita termasuk negara yang dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa limpahan sumber energi baru terbarukan. Ini harus bisa kita manfaatkan semaksimal mungkin potensi yang ada,” ujar dia, di Jakarta, Selasa (23/9/2025).
Ia menuturkan, kondisi tersebut menunjukkan masih luasnya peluang yang bisa digarap untuk memenuhi kebutuhan energi sekaligus mendukung transisi energi. Dan pemerintah terus mengoptimalkan pemanfaatan kekayaan sumber daya tersebut.
“Hal itu menjadi perhatian utama dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034,” katanya.
Data RUPTL mencatat, pemerintah merencanakan porsi energi terbarukan yang lebih besar untuk pembangkit tenaga listrik di masa depan.
Langkah ini mencakup berbagai sumber energi, antara lain tenaga surya, angin, air, laut, bioenergi, hingga panas bumi.
Sementara itu, untuk mendukung pengembangan EBT, pemerintah sedang menyiapkan regulasi dari tingkat undang-undang hingga peraturan menteri.
Baca Juga: Judistira Minta Rasionalisasi Lengkap Sebelum DPRD DKI Bahas Perubahan Status Hukum PAM Jaya
Regulasi Pemerintah
Rancangan Undang-Undang Energi Baru Terbarukan telah melalui proses konsolidasi agar segera disahkan. Selain itu, perbaikan juga dilakukan pada aturan pelaksana, termasuk peraturan pemerintah dan sejumlah peraturan menteri ESDM.
“Ujung-ujungnya adalah bagaimana pengembangan energi baru terbarukan ini bisa diimplementasikan,” terang Yuliot.
Ia menambahkan, pemerintah juga menyoroti permasalahan sampah perkotaan yang dapat diolah menjadi energi. Sampah bisa dikonversi menjadi listrik, biomassa, hingga bahan bakar minyak (BBM) terbarukan.
“Sampah ini kita olah, bisa menghasilkan energi. Ada energi listrik, kemudian ada biomassa, lalu ada BBM terbarukan,” ungkapnya.
Artikel Terkait
ESDM Siapkan Jebolan PEP Bandung Jadi Agen Perubahan Hilirisasi Energi
Wamen ESDM Beberkan Alasan BBM Non-Subsidi di SPBU Swasta Kosong
ESDM Groundbreaking Green Hydrogen Plant Ulubelu yang Mampu Kurangi Emisi Karbon Hingga 438 Ton CO₂ per tahun
Hingga 2034, Kementerian ESDM Targetkan 61 Persen Kapasitas Pembangkit dari EBT
Prabowo Tunjuk Ahmad Erani Yustika sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM