Senin, 22 Desember 2025

Keikhlasan di Balik Dapur STIS Bogor: Tak Libur Demi Sajikan Hidangan Lebaran untuk Penghuni

Photo Author
- Selasa, 1 April 2025 | 11:00 WIB
Juru masak STIS Bogor menyiapkan hidangan lebaran untuk penghuni dengan penuh dedikasi dan kebersamaan. (Foto: dok. Kemensos)
Juru masak STIS Bogor menyiapkan hidangan lebaran untuk penghuni dengan penuh dedikasi dan kebersamaan. (Foto: dok. Kemensos)

ESENSI.TV, BOGOR - Perayaan Idul Fitri di Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS), Bogor, berlangsung dengan penuh kehangatan dan kebersamaan. 

Para penghuni dan pengelola tempat ini turut merasakan sukacita momen lebaran dengan hidangan khas yang menggugah selera. 

Menu istimewa seperti ketupat dan gulai menjadi pelengkap suasana hari kemenangan, mencerminkan semangat berbagi dan kepedulian terhadap sesama.

Di balik hidangan lezat tersebut, ada peran penting para juru masak yang tetap bekerja tanpa libur demi memastikan seluruh penghuni mendapatkan makanan terbaik. 

Baca Juga: Bukannya Silaturahmi, Tawuran Antar Warga Justru Pecah Usai Salat Id di Jakarta Pusat

Salah satu juru masak, Syamsiah (38), telah mengabdikan dirinya di STIS sejak tahun 2013. 

"Saya sudah lebih dari satu dekade memasak di sini, dan setiap momen Idul Fitri selalu membawa kebahagiaan tersendiri," ujarnya, dikutip pada Selasa, 1 April 2025.

STIS memiliki empat juru masak yang bertugas secara bergantian untuk menyediakan makanan bagi sekitar 100 hingga 150 orang setiap harinya. 

"Kami memasak tiga kali sehari sesuai jadwal makan. Saat bulan Ramadan, untuk sahur kami mulai memasak sejak tengah malam agar makanan tetap segar dan siap disajikan," tambahnya.

Baca Juga: Comeback Dramatis! Manchester City Bungkam Bournemouth 2-1 dan Tembus Semifinal Piala FA

Tanggung jawab mereka tak hanya memasak, tetapi juga memastikan makanan sampai kepada para penghuni, termasuk Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), lansia, dan anak-anak yang tidak berpuasa. 

"Kami juga harus mengantar makanan ke para residen, terutama saat sahur. Setelah itu, kami tetap memasak untuk mereka yang tidak berpuasa," ungkapnya.

Meskipun memiliki tantangan tersendiri, seperti perjalanan malam yang kadang berisiko, Syamsiah mengaku tetap menikmati pekerjaannya. 

"Kadang dalam perjalanan ke sini ada kejadian tawuran yang membuat saya khawatir. Tapi saya bersyukur bisa menjalani pekerjaan ini," katanya.

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: kemensos.go.id

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X