ESENSI.TV, YOGYAKARTA - Temuan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dinilai bisa menyelamatkan sebanyak 13.500 orang yang terkena gigitan ular tanah di Indonesia. Hal ini terungkap dari hasil riset mahasiswa UGM yang mengungkap potensi luar biasa dari biji asam jawa (Tamarindus indica/T.indica) sebagai antibisa ular tanah (Calloselasma rhodostoma).
"Ekstrak biji asam jawa berpotensi dalam pengobatan alternatif untuk mengurangi angka kematian korban gigitan ular tanah di Indonesia. Ekstrak biji asam jawa telah diujikan pada bisa ular C. rhodostoma secara in vivo," kata Tim riset Averin (Antivenom use Tamarind) Oktaviani Nisa Hanafiah dikutip dari laman UGM, Rabu (13/07/2024).
Ia menjelaskan, hasil penelitian itu berhasil mengurangi luasan hemoragik atau pendarahan berhasil diturunkan secara signifikan dengan menerapkannya pada kelompok perlakuan ekstrak biji asam jawa. Hal itu, katanya, jika dibandingkan pengurangan luasan hemoragik dengan perlakuan injeksi bisa ular diterapkan.
Baca Juga: Mau Cegah Diabetes? Pakai NutriPlate Mahasiswa UGM Ini!
Harapan Baru Pengobatan
Menurut dia, T. indica dapat menjadi harapan baru dalam pengobatan gigitan ular, khususnya ular C. rhodostoma.
“Riset ini dapat menyediakan data riset praklinis mengenai aktivitas antibisa ekstrak biji T. indica terhadap penyakit gigitan ular C. rhodostoma. Hasil riset ini dapat memberikan kontribusi untuk menurunkan angka kematian kena gigitan ular tanah, ” terang dia.
Meski baru penelitian awal, Oktaviani mengharapkan riset ini mampu membantu menyelesaikan masalah aksesibilitas dan biaya dalam mengatasi kasus gigitan ular tanah dengan pengembagan antibisanya.
“Dengan usaha dan kerja keras, kami berharap riset ini menginspirasi kami untuk terus menggali potensi alam dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia,” pungkas Oktaviani.
Baca Juga: Hal yang Harus Dilakukan Jika Terkena Gigitan Ular
Data Badan Kesehatan Dunia WHO mencatat, kasus gigitan ular di Indonesia mencapai 135.000 kasus per tahun dengan angka kematian berkisar 5–10 persen. Ular tanah atau C. rhodostoma menjadi salah satu ular yang banyak menyebabkan kematian di Jawa.
Namun, masalahnya adalah Serum Antibisa Ular untuk gigitan ular ini belum terdistribusi secara luas dan tersedia dengan harga yang kurang terjangkau.