Senin, 22 Desember 2025

Pelaku IKM Fesyen Didorong Tingkatkan Green Lifestyle dan Green Consumerism

Photo Author
- Selasa, 16 Juli 2024 | 16:10 WIB
Batik tulis Warna Alam lung2an burung (Ku Ka)
Batik tulis Warna Alam lung2an burung (Ku Ka)

ESENSI.TV, JAKARTA - Kementerian Perindustrian mendorong pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) fesyen untuk memberikan nilai tambah dan citra produk seiring dengan meningkatnya green lifestyle dan green consumerism.

Hal itu dikatakan Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita, di Jakarta, Selasa (16/7).

“Dengan mengedepankan konsep berkelanjutan tersebut, industri batik dapat lebih bertahan dan melawan arus tren industri fesyen yang serba cepat dan menyumbang banyak limbah. Selain itu, memberikan nilai tambah dan citra produk seiring dengan meningkatnya green lifestyle dan green consumerism," ujar dia.

Baca Juga: Mobil Listrik: Bukan Cuma Buat Green Lifestyle, Tapi Juga Keren Abis!

Ia mengatakan, pihaknya tak henti mendorong para pelaku IKM fesyen, termasuk IKM batik untuk mulai beralih ke konsep fesyen yang inklusif dan berkelanjutan (sustainable fashion). Konsep ini, lanjut dia, mengedepankan nilai-nilai dari seluruh aspek atau pihak yang terlibat dalam industri tersebut, baik aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Perkembangan Gaya Hidup

Lebih jauh, Reni mengatakan perkembangan gaya hidup sehat dan tren penggunaan produk yang ramah lingkungan semakin digandrungi oleh para generasi muda, khususnya generasi millenial dan generasi Z.

“Berbagai gaya hidup sehat, aktivitas olahraga, dan meningkatnya kesadaran akan kelestarian lingkungan telah menjadi budaya generasi muda yang juga harus diperhatikan oleh para pelaku industri,” terang dia.

Baca Juga: Lifestyle Vegan: Hidup Sehat ala Generasi Kini

Dalam konteks industri batik, katanya, konsep tersebut bisa diaplikasikan di berbagai rantai pasok, misalnya di sektor produksi (hulu) yaitu dengan menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan. Sementara di sektor hilir, yaitu dengan memanfaatkan limbah sisa produksi fesyen.

“Kami terus mengenalkan industri batik yang ramah lingkungan kepada IKM batik binaan Ditjen IKMA, sehingga dapat menekan jumlah limbah padat dan cair dari industri pakaian dan tekstil,” tambah Reni.

Tingkatkan Keterampilan

Menurut dia, Kementerian Perindustrian gencar meningkatkan kemampuan dan keterampilan para pelaku industri fesyen. Khususnya para perajin batik, di tengah maraknya produk fesyen impor dan batik printing yang dijual dengan harga murah.

Baca Juga: Indonesia Pamerkan Produk Berdesain Batik dan Ramah Lingkungan ke Jepang

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X