ESENSI.TV, NASIONAL - Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Irjen Pol Aan Suhanan, menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat terhadap keselamatan berkendara di tengah angka kecelakaan lalu lintas yang masih tinggi di Indonesia.
Menurutnya, edukasi keselamatan berlalu lintas menjadi langkah krusial untuk mengurangi risiko kecelakaan, terutama bagi pengendara roda dua yang banyak terlibat dalam insiden di jalan raya.
Berdasarkan data Korlantas hingga September 2024, tercatat lebih dari 111.000 kecelakaan lalu lintas yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Dari angka tersebut, sekitar 20.000 korban meninggal dunia, di mana sebagian besar korban berada pada usia produktif. Aan menyatakan bahwa kondisi ini tidak hanya berdampak pada keluarga korban, tetapi juga berpengaruh terhadap produktivitas nasional. “Setiap hari, ada tiga nyawa yang hilang karena kecelakaan. Jika ini dibiarkan, kondisi ini akan menjadi hambatan besar bagi pencapaian Indonesia Emas,” ujarnya.
Aan juga mengungkapkan bahwa jumlah sepeda motor yang mendominasi populasi kendaraan di Indonesia mencapai 164 juta unit, atau sekitar 84 persen dari total kendaraan yang terdaftar. Kendaraan roda dua ini tidak hanya mendominasi jumlah kendaraan, tetapi juga memiliki catatan kecelakaan tertinggi. Dari total kecelakaan yang tercatat, sebanyak 74 persen melibatkan pengendara sepeda motor, dan sekitar 60 persen dari korban kecelakaan adalah pengguna kendaraan roda dua.
Irjen Pol Aan mengingatkan bahwa peningkatan jumlah kendaraan seharusnya diiringi dengan kesadaran berkendara yang lebih baik. Ia juga menyoroti pentingnya pemahaman masyarakat akan keselamatan di jalan, mulai dari penggunaan perlengkapan seperti helm berstandar SNI, jaket, hingga sarung tangan dan sepatu yang mampu melindungi pengendara dari risiko cedera serius. “Perlengkapan keselamatan sering dianggap remeh, padahal sangat penting untuk menyelamatkan nyawa,” tambahnya.
Korlantas Polri juga mengapresiasi upaya produsen kendaraan bermotor yang telah mengembangkan teknologi keamanan, seperti sistem pengereman yang lebih canggih, untuk menekan angka kecelakaan akibat masalah teknis kendaraan. Data menunjukkan bahwa sekitar 9 persen kecelakaan disebabkan oleh masalah teknis pada kendaraan, yang dapat dicegah dengan inovasi teknologi.
Keselamatan di jalan raya, menurut Aan, adalah tanggung jawab bersama antara masyarakat, produsen kendaraan, dan penegak hukum. Ia berharap masyarakat dapat lebih memahami risiko kecelakaan dan semakin berhati-hati saat berkendara. Dengan meningkatkan kesadaran keselamatan, diharapkan angka kecelakaan di jalan dapat ditekan secara signifikan dan tercipta budaya berlalu lintas yang aman di Indonesia.