Senin, 22 Desember 2025

Pemerhati Pariwisata Desak Sandiaga Ciptakan 1.000 Pengusaha Kepariwisataan

Photo Author
- Kamis, 27 Juni 2024 | 15:06 WIB
Kano di badan air dengan latar belakang pagoda (Foto oleh Oleksandr P: https://www.pexels.com/id-id/foto/kano-di-badan-air-dengan-latar-belakang-pagoda-2166559/)
Kano di badan air dengan latar belakang pagoda (Foto oleh Oleksandr P: https://www.pexels.com/id-id/foto/kano-di-badan-air-dengan-latar-belakang-pagoda-2166559/)

ESENSI.TV, YOGYAKARTA - Pemerhati pariwisata dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Baiquni mendesak Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno untuk menciptakan 1.000 pengusaha kepariwisataan. Tujuannya, untuk menciptakan pembangunan pariwisata Indonesia yang berkualitas, berdaulat, bermartabat dan berkelanjutan.

 

"Untuk itu dalam kapasitas Mas Menteri Sandiaga Uno, bisa membuat 1.000 pengusaha pariwisata.," ujarnya, di Yogyakarta, Kamis (27/06/2024).

Ia mengatakan, 1.000 pengusaha tersebut terdiri dari beberapa kelompok. Pertama, 500 pengusaha muda usia 20-30an tahun, lalu 300 pengusaha nasional menengah usia 40an tahun.

Baca Juga: Pemerhati Pariwisata: Menparekraf Harus Perhatikan Tantangan dan Peluang Wisata

Kemudian, 150 pengusaha nasional besar usia matang 50an tahun, dan 50 pengusaha kaliber pemain internasional.

Intinya, kata dia, pembenahan di sisi penawaran, perlu dikembangkan kemampuan kewirausahaan untuk menciptakan kepariwisataan yang berdaulat dan bermartabat.

"Para pengusaha pelaku industri dan bisnis pariwisata nasional menjadi tuan rumah di negerinya sendiri," papar Prof Baiquni lagi.

Baca Juga: Sandiaga Uno Anjurkan Semua Karya Pelaku Ekonomi Kreatif Miliki HaKI

Etika Kepariwisataan 

Ia melanjutkan, bahwa pengembangan kepariwisataan di Indonesia sangat perlu memerhatikan etika kepariwisataan.

Etika Kepariwisataan atau GCET (Global Code of Ethic for Tourism), jelasnya, penting untuk kompas penunjuk arah jalan politik kebijakan. Termasuk program pembangunan kepariwisataan yang berkualitas, berdaulat dan bermartabat, serta berkelanjutan.

Menurut dia, literasi etika kepariwisataan sangat perlu ditingkatkan. Baik wisatawan maupun para penentu kebijakan dan pelaku usaha kepariwisataan melalui sosialisasi, pelatihan penyegaran. Termasuk pemasangan rambu alat kampanye publik maupun pengendalian dampak diperlukan di berbagai level.

Baca Juga: Sandiaga Uno: Realisasi Investasi di Sektor Parekraf Masih Kurang

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X