Busi yang kotor atau sudah lemah dapat menyebabkan percikan api tidak stabil. Hal ini membuat tenaga mesin berkurang.
Periksa kondisi busi secara berkala. Jika ujung busi berwarna hitam pekat atau basah, segera bersihkan atau ganti dengan yang baru.
Idealnya, busi diganti setiap 8.000–10.000 kilometer agar sistem pembakaran tetap maksimal.
4. Cek Rantai dan Gear
Rantai yang kendor, kering, atau aus bisa menghambat penyaluran tenaga dari mesin ke roda. Akibatnya, motor terasa berat meski gas sudah ditarik.
Pastikan rantai memiliki ketegangan yang sesuai dan rutin diberi pelumas. Jika gear sudah menipis atau giginya tajam, sebaiknya ganti satu set agar tenaga tersalurkan dengan baik.
Baca Juga: Jelajahi Wisata Alam dan Konservasi Penyu di Pantai Goa Cemara, Bantul Yogyakarta
5. Perhatikan Tekanan dan Kondisi Ban
Ban yang kempis atau aus bisa menambah beban kerja mesin. Pastikan tekanan angin ban sesuai rekomendasi, yaitu sekitar 28–30 psi untuk ban depan dan 32–36 psi untuk ban belakang, tergantung jenis motor.
Jika permukaan ban sudah halus, segera ganti untuk menjaga kenyamanan dan keamanan saat berkendara.
6. Servis Rutin di Bengkel
Jika semua langkah di atas sudah dilakukan tetapi tarikan masih berat, bisa jadi ada masalah lain seperti karburator atau injektor kotor, oli mesin terlalu lama tidak diganti, atau komponen CVT aus (pada motor matic).
Lakukan servis rutin setiap 2.000–3.000 kilometer agar performa motor selalu terjaga dan masalah bisa dideteksi sejak dini.
Baca Juga: Kesempatan Emas untuk Fresh Graduate! BPJS Kesehatan Buka Lowongan Magang di Seluruh Indonesia
Dengan perawatan yang tepat dan teratur, tarikan motor akan kembali ringan serta responsif. Selain menjaga kenyamanan berkendara, langkah-langkah ini juga membantu memperpanjang usia mesin dan meningkatkan efisiensi bahan bakar.***(LL)