nasional

Pimpin Ratas, Presiden Jokowi Tekankan 4 Poin Pembahasan RAPBN 2025

Senin, 5 Agustus 2024 | 12:11 WIB
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas membahas RAPBN 2025. (Antara Foto)

ESENSI.TV, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 pada 4 poin. Hal itu disampaikannya saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (05/08/2024).

"Pagi hari ini kita akan berbicara mengenai RAPBN 2025," kata Presiden Jokowi.

Keempat poin pembahasan RAPBN 2025 mencakup hal-hal yang sangat esensial dalam proses pembangunan tahun 2025. Pertama, Jokowi meminta penyusunan rancangan APBN tahun 2025 dapat mengakomodasi program yang dicanangkan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.

"Saya ingin di dalam rencana rancangan APBN 2025 ini mengakomodasi semua program Presiden terpilih," ujarnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Bakal Gelar Sidang Kabinet Perdana di IKN Nusantara pada 12 Agustus 2024

Poin kedua, penyusunan RAPBN 2025 juga harus mewaspadai risiko perlambatan ekonomi dunia yang dapat menyebabkan krisis pangan dan naiknya harga minyak.

"Yang paling penting waspadai risiko perlambatan ekonomi dunia, baik yang berkaitan dengan kebijakan suku bunga, juga yang berkaitan dengan memanasnya geopolitik yang kemungkinan itu akan berimbas kepada krisis pangan, harga minyak yang naik," kata Presiden lagi.

Ketiga, rencana kerja pemerintah yang disusun setiap kementerian/Lembaga K/L) harus dapat mengoptimalkan langkah-langkah peningkatan target penerimaan negara. Khususnya, kebijakan yang memberikan kemudahan investasi, serta produk-produk yang berkaitan dengan ekspor.

Keempat, penyusunan APBN 2025 agar fokus terhadap program Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Sehingga perencanaan penganggaran pemerintahan berikutnya dapat dilakukan secara tepat dan optimal.

rapbn 2025Baca Juga: Jokowi Minta RAPBN 2025 Harus Disiapkan untuk Presiden Terpilih

Kolaborasi antar Pemerintahan

Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik dan Sosial dari Universitas Indonesia (UI) Sri Handiman menilai, langkah Presiden Jokowi memasukkan agenda pembahasan pemerintahan Presiden terpilih, patut diapresiasi.

"Artinya, Presiden Jokowi secara konsisten mendorong terciptanya iklim pembangunan yang berkesinambungan antara pemerintahannya dengan pemerintahan berikutnya. Jadi ada semangat kontinuitas," ujar dia.

Menurut dia, upaya ini akan memberikan ruang bagi evaluasi program-program pemerintahan sebelumnya menjadi semakin tajam dibanding program pemerintahan berikutnya. ***

Halaman:

Tags

Terkini