BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Provinsi Sumatera Barat mulai Rabu (15/5). Operasi TMC dilaksanakan atas koordinasi BNPB, BMKG, TNI AU, Pemprov Sumatera Barat dan pihak terkait lainnya.
TMC merupakan cara hujan diprematurkan atau dijauhkan ke tempat lain. Modifikasi cuaca dengan bahan semai berupa garam atau natrium klorida (NaCL) ke dalam awan.
Operasi TMC sudah beberapa kali dilakukan oleh BNPB bersama BMKG. Upaya untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi ini dinilai cukup optimal dalam membantu penanganan-penanganan darurat bencana hidrometeorologi di sejumlah daerah di Tanah Air.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D mengatakan, Operasi TMC ini dilakukan sebagai salah satu upaya percepatan penanganan darurat bencana banjir bandang lahar dingin dan tanah longsor yang terjadi di Sumatera Barat.
"Teknologi modifikasi cuaca ini sangat diperlukan guna mendukung proses evakuasi dan perbaikan sarana dan pra sarana yang ada," katanya dalam siaran pers.
Hal ini dilakukan agar proses penanganan darurat yang dilakukan bersama berbagai instansi tidak terhambat dan terkendala oleh cuaca buruk yang terjadi, mengingat kondisi cuaca di wilayah Provinsi Sumatera Barat yang menurut BMKG masih berpotensi hujan ringan hingga hujan lebat.
Dalam Operasi TMC di Sumatera Barat ini, BNPB akan menggunakan pesawat tipe Grand Caravan 208 C dengan nomor lambung PK-SNN dari Bandar Udara Minangkabau.
Pada hari ini operasi TMC direncanakan dilakukan sebanyak 2 sortie penerbangan yang akan dimulai pada pukul 13.30 WIB dengan membawa 1 ton Natrium Klorida (NaCl) pada setiap sortienya. "Jadi total bahan semai untuk operasi TMC Sumatera Barat hari ini adalah 2 ton," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan dan memperhitungkan jumlah sortie yang akan dilakukan dengan melihat dinamisnya cuaca yang ada. Persiapan dilakukan untuk operasi selama tujuh hari ke depan.
“Untuk TMC masih kami hitung (berapa sortie) tapi kami akan siapkan kurang lebih untuk periode sekitar enam sampai tujuh hari. Nah berapa sortie-nya tergantung pertumbuhan awan, maka biasanya tadi bisa sampai 4 bahkan 11 sortie pernah kami lakukan tapi tidak selalu tergantung pertumbuhan awan tadi. Tapi kalau untuk pesawatnya kita siapkan sampai tanggal 22 Mei 2024,” terangnya.