Senin, 22 Desember 2025

Jejak Bersejarah: Abolisi Perdagangan Budak di Inggris

Photo Author
- Rabu, 22 November 2023 | 11:15 WIB
Ilustrasi Perdagangan Budak/https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/750x500/photo/image/2015/07/budak.jpg
Ilustrasi Perdagangan Budak/https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/750x500/photo/image/2015/07/budak.jpg

Abolisi Perdagangan Budak di Inggris merupakan perjalanan moral dan politik yang mengubah nasib ribuan nyawa manusiaFakta menarik pertama membawa kita ke latar belakang perdagangan budak. Sejak abad ke-16, Inggris terlibat aktif dalam perdagangan budak yang mengangkut jutaan orang dari Afrika ke Amerika untuk bekerja sebagai budak di perkebunan.

Pada tahun 1807, Parlemen Inggris mengesahkan Tindakan Abolisi Perdagangan Budak, yang menghentikan perdagangan budak di wilayah Kekaisaran Britania Raya. Ini merupakan langkah besar menuju penghapusan sistem perbudakan yang merugikan.

Fakta menarik lainnya adalah peran penting William Wilberforce dalam kampanye Abolisi Perdagangan Budak. Sebagai anggota Parlemen, ia menjadi juru bicara terkemuka dan pionir dalam gerakan abolisionis.

Setelah Tindakan Abolisi Perdagangan Budak, Abolition of the Slave Trade Act pada tahun 1807 membuka jalan bagi pembentukan Anti-Slavery Society pada tahun 1823. Organisasi ini berfokus pada penghapusan perbudakan secara menyeluruh.

Undang-Undang Penghapusan Perbudakan (1833)


Fakta menarik lainnya adalah Undang-Undang Penghapusan Perbudakan yang disahkan pada tahun 1833. Meskipun belum menghapus perbudakan sepenuhnya, undang-undang ini memberikan hak kebebasan kepada budak-budak yang masih hidup dan memberikan kompensasi kepada pemilik budak.

Sejarah Abolisi Perdagangan Budak juga mencatat perjuangan wanita dalam gerakan ini. Wanita-wanita seperti Elizabeth Heyrick dan Mary Prince berperan penting dalam menyuarakan keadilan dan mengadvokasi hak-hak manusia.

Gereja juga memainkan peran vital dalam gerakan abolisionis. Banyak tokoh gereja mendukung kampanye penghapusan perbudakan dan menyuarakan prinsip-prinsip keadilan dan martabat manusia.

Pemberontakan budak di Jamaika pada tahun 1831-1832 menjadi peristiwa kritis yang mempercepat proses penghapusan perbudakan. Kekerasan dan ketidakpuasan yang melibatkan ribuan budak memberikan dorongan lebih untuk mengakhiri sistem ini.

Fakta menarik lainnya melibatkan dimensi internasional gerakan abolisionis. Inggris berkolaborasi dengan negara-negara lain untuk mengakhiri perdagangan budak dan perbudakan, menciptakan tekanan global untuk menghapus praktik ini.

Abolisi Perdagangan Budak juga mempengaruhi wilayah-wilayah kolonial Inggris. Beberapa koloni mengikuti jejak abolisi dan menghapuskan perbudakan dalam beberapa dekade setelahnya.

Puncak dari perjuangan ini adalah pemberian kebebasan bagi puluhan ribu budak yang sebelumnya menjadi tawanan perdagangan budak. Meskipun tantangan dan ketidaksetujuan masih ada, langkah-langkah ini menandai akhir dari sistem perbudakan yang tidak manusiawi.

Dengan 10 fakta menarik ini, kita melihat bagaimana Abolisi Perdagangan Budak di Inggris membawa perubahan besar dalam sejarah manusia. Meskipun masih ada tantangan dan perjuangan untuk keadilan sosial, peristiwa ini menegaskan kekuatan keberanian dan perubahan moral untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat.

#Beritafakta
#Faktaterkini

Editor: Dimas Adi Putra/Addinda Zen

Editor: Administrator Esensi

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X