Ketiga, kebijakan data dan kecerdasan buatan, meliputi kebijakan SPBE, kebijakan turunan Perpres tentang Satu Data, dan kebijakan tata kelola TI di IKN. Kemudian yang keempat adalah sistem informasi kawasan IKN, yakni pengembangan software untuk keenam lingkup pengembangan kota cerdas dalam pengelolaan kota dan OIKN. Terakhir, kolaborasi dengan investor dan teknologi.
"Diharapkan nanti dengan uji coba yang mumpuni kita dalam 2-3 tahun kita akan bisa menerapkan teknologi-teknologi ini," ujarnya.
Rp466,6 Miliar Dibutukan Untuk Pengembangan Digital
Otorita IKN memproyeksikan kebutuhan anggaran untuk menyiapkan amenitas digital di 2024 sebesar Rp466.640.740.000 (Rp466,64 miliar). Dana tersebut dibutuhkan untuk sistem digital tata kelola pemerintahan Rp146 miliar, living digital system Rp30,75 miliar, sistem transportasi dan mobilitas cerdas Rp169 miliar.
Kemudian, untuk sistem digital industri dan sumber daya manusia Rp993 juta, sistem sumber daya alam dan energi Rp118.897.740.000 (Rp118,89 miliar), dan lingkungan dan infrastruktur yang dibangun dengan cerdas Rp1 miliar.
Riset Mobil Terbang
Bambang mengatakan Presiden Joko "Jokowi" Widodo ingin IKN menjadi kota yang modern, yakni 'world class city for all'. Itu harapannya dapat terbentuk di 2045, termasuk penggunaan kecerdasan buatan dan internet of things.
Sejalan dengan itu, OIKN bakal melakukan uji coba mobil terbang pada 2024, bekerja sama dengan Hyundai Motor Group (Grup).
"Bahkan sekarang sedang ada riset bersama dengan salah satu penyedia mobil terbang karena kita ingin juga mencoba untuk menerapkan teknologi seperti itu di tahun nanti 2045," tambah Bambang.