“Ada semacam motivasi bagi kita guru-guru di daerah 3T. Dengan adanya materi-materi yang disampaikan dapat memicu semangat ke depannya,” ujarnya.
Joni mengatakan, selama tiga hari mengikuti kegiatan pelatihan banyak hal baru yang ia dapatkan, terutama berkaitan dengan model dan inovasi pembelajaran di kelas. Alumnus UIN Imam Bonjol Padang ini berjanji kepada dirinya sendiri, akan banyak melakukan inovasi meskipun fasilitas madrasahnya yang minim.
“Tentu kita harus berinovasi dan berkolaborasi dengan masyarakat dan guru-guru lainnya,” jelasnya.
Baca Juga: Dukungan FAO dan WHO terhadap Kolaborasi Riset untuk Pembangunan Kesehatan Indonesia
Ia menceritakan bagaimana pengalamannya mengajar di Kepulauan Mentawai. Menurut Joni tantangan mengajar di sana memang cukup berat, selain sarana prasarana yang belum memadai, kondisi cuaca juga sangat menentukan.
“Di sana sinyal juga masih jarang,” ucapnya.
Belum lagi, kata Joni, kondisi SDM-nya yang harus dilakukan pendampingan yang intens. Intinya, lanjut Joni, mengajar di daerah 3T dihadapkan dengan masalah yang kompleks.
“Tapi saya tetap bahagia bisa menjadi guru di sana. Makanya sekarang juga senang banget ikut pelatihan karena memang background kita memang pendidikan,” pungkas dia.
mengajaBaca Juga: Pj Gubernur Lepas 300 Relawan Gerakan Sumut Mengajar Batch 15
Kemenag menggelar Pelatihan Guru dan Kepala Madrasah untuk Daerah 3T di Aston Hotel, Kota Batam, Kepulauan Riau, sejak Senin (8/7/2024) hingga Jumat (12/7/2024) mendatang. Kegiatan tersebut diikuti oleh 154 guru dari 4 kabupaten yang ada di Kepri dan Sumatera Barat.
Konsultan 3T Madrasah Reform Kemenag RI, Hesbul Bahar, mengatakan, kegiatan pelatihan yang menyasar daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) merupakan bentuk afirmasi dari program Madrasah Reform Kemenag.