Rumah-rumah ini memiliki arsitektur khas dengan material kayu, bentuk atap tradisional, serta tata ruang yang mencerminkan nilai kehidupan masyarakat Osing.
Beberapa rumah bahkan masih mempertahankan interior asli, membuat pengunjung seolah melangkah mundur ke masa lalu.
3. Pusat Kehidupan Suku Osing yang Autentik
Dengan luas sekitar 177 hektar dan jumlah penduduk lebih dari 2.500 jiwa, Kemiren merupakan salah satu pusat komunitas suku Osing, suku asli Banyuwangi.
Di desa ini, budaya Osing tidak hanya dipamerkan, tetapi benar-benar dijalani.
Wisatawan bisa menyaksikan langsung penggunaan bahasa Osing, tradisi memasak, hingga pelaksanaan ritual adat yang masih menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Judistira Dorong Pemprov DKI Perbarui Armada Sampah demi Pelayanan Publik Optimal
4. Sentra Seni Tradisi Banyuwangi
Kemiren dikenal sebagai jantung seni tradisi Banyuwangi. Berbagai kesenian dapat dijumpai di desa ini, antara lain:
Tari Gandrung, tarian ikonik Banyuwangi dengan nilai sejarah mendalam
Burdah, seni musik bernuansa religi
Angklung Paglak, musik tradisional yang dimainkan di menara bambu di tengah sawah
Mocoan Lontar Yusup, tradisi membaca naskah kuno berbahasa Jawa Kuno
Seluruh kesenian tersebut telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda, menjadikan Kemiren sebagai ruang hidup bagi tradisi, bukan sekadar tempat pertunjukan.
5. Festival Budaya Spektakuler yang Mendunia