Penelitian terbaru mengungkap bahwa menjadi dewasa itu rumit dan semakin sulit untuk tertawa seiring bertambahnya usia.
Seiring bertambahnya usia, orang dewasa menghadapi berbagai tekanan hidup yang kompleks, seperti masalah karier, keuangan, dan tanggung jawab keluarga. Hal ini menyebabkan mereka lebih sering merasakan stres, cemas, dan tekanan emosional.
Menurut penelitian, anak-anak tertawa sekitar 300 kali sehari, sementara orang dewasa hanya tertawa sekitar 17 kali sehari. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan tanggung jawab dan tekanan hidup yang dihadapi saat dewasa.
Tawa yang terjadi pun lebih sering dalam situasi sosial, bukan karena hal yang lucu, tetapi sebagai respons umum terhadap interaksi sosial.
Rutinitas Harian
Selain itu, orang dewasa sering merasa terjebak dalam rutinitas harian yang membosankan dan jarang menemukan kesempatan untuk benar-benar tertawa lepas.
Mereka cenderung mengalami kesulitan dalam menemukan humor dalam kehidupan sehari-hari dan lebih fokus pada masalah-masalah yang dihadapi.
Penyebab lain dari sulitnya tertawa adalah munculnya perasaan negatif, seperti stres dan depresi, yang sering dialami oleh orang dewasa. Situasi ini diperparah oleh tekanan sosial dan ekspektasi yang tinggi terhadap diri sendiri serta pencapaian yang harus diraih.
Untuk mengatasi masalah ini, para ahli merekomendasikan agar orang dewasa mencoba untuk lebih santai. Dan mencari waktu untuk kegiatan yang dapat memicu tawa, seperti menonton komedi, berkumpul dengan teman-teman, atau melakukan hobi yang menyenangkan.
Selain itu, penting bagi orang dewasa untuk belajar mengelola stres dengan baik dan mencari bantuan profesional jika diperlukan.
Kesimpulannya, meskipun menjadi dewasa itu rumit dan penuh dengan tantangan, menemukan cara untuk tertawa dan menikmati hidup adalah kunci untuk menjaga keseimbangan emosional dan kebahagiaan.