Starbucks dimulai pada tahun 1971 di Seattle, Washington. Tiga mitra, Jerry Baldwin, Zev Siegl, dan Gordon Bowker, mendirikan perusahaan ini. Mereka mulai dengan menjual biji kopi berkualitas tinggi dan peralatan. Toko pertama berlokasi di Pike Place Market. Starbucks bertujuan untuk mendidik pelanggan tentang kopi yang baik.

Pada tahun 1982, Howard Schultz bergabung dengan perusahaan. Dia terinspirasi oleh budaya kopi Italia. Schultz membayangkan Starbucks sebagai kedai kopi yang menyajikan minuman espresso. Pada tahun 1987, Schultz membeli Starbucks dan mulai mengembangkannya. Dia merombak Starbucks sebagai tempat untuk percakapan dan komunitas.

Pada akhir 1980-an, Starbucks memiliki 17 toko. Pada tahun 1990-an, Starbucks berkembang pesat di Amerika Serikat. Perusahaan ini go public pada tahun 1992, mempercepat pertumbuhannya. Starbucks membuka toko internasional pertamanya di Tokyo pada tahun 1996. Merek ini dengan cepat mendapatkan pengakuan global.

Pada awal 2000-an, Starbucks memiliki lebih dari 5.000 toko di seluruh dunia. Perusahaan memperkenalkan berbagai produk, termasuk Frappuccino dan minuman musiman. Starbucks juga fokus pada tanggung jawab sosial dan keberlanjutan. Mereka bertujuan untuk mendapatkan kopi secara etis dan mengurangi dampak lingkungan.

Selama akhir 2000-an, Starbucks menghadapi tantangan dari penurunan ekonomi. Schultz kembali sebagai CEO pada tahun 2008 untuk merevitalisasi perusahaan. Dia menerapkan strategi dan inovasi baru. Starbucks memperkenalkan pemesanan melalui mobile dan program loyalitas. Inisiatif ini membantu Starbucks mendapatkan kembali momentum pertumbuhannya.

Hari ini, Starbucks mengoperasikan lebih dari 30.000 toko secara global. Perusahaan terus berinovasi dan beradaptasi dengan tren pasar yang berubah. Starbucks tetap menjadi pemimpin di industri kopi. Mereka fokus pada pengalaman pelanggan, keberlanjutan, dan keterlibatan komunitas. Perjalanan Starbucks adalah bukti ketahanan dan visinya.