GUNUNG Ibu yang berada di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara erupsi pada Jumat, 17 Mei 2024 pagi.
Letusan disertai gumpalan awan abu vulkanik yang membumbung setinggi 4 km. Kolom abu berwarna kelabu mengarah ke arah barat.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Ibu, Axl Roeroe mengatakan letusan itu terjadi pagi ini pukul 08.00 WIT. "Kami mengimbau warga yang berada di sekitar Gunung Ibu memakai masker pelindung mulut dan hidung serta kacamata agar terhindar dari dampak abu vulkanik yang dapat menyebar ke segala arah akibat terbawa hembusan angin," katanya.
Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan informasi meningkatnya aktivitas Gunung Ibu yang berada di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada Kamis (16/5) pukul 15.00 WIT.
Keputusan menaikkan status itu lantaran ada peningkatan jumlah gempa dan lontaran abu vulkanik yang cenderung lebih tinggi dari biasanya.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D. mengatakan, merespon hal ini, BPBD setempat bahu membahu bersama tim gabungan langsung menuju ke lokasi terdampak untuk memberikan masker tambahan kepada masyarakat dan mendirikan tenda yang akan digunakan para warga yang mengungsi.
"Pendataan sementara yang berhasil dihimpun hingga Jumat (17/5) pukul 06.30 WIB, tim gabungan telah mengungsikan sebanyak 263 jiwa warga di tiga desa," katanya dalam siaran pers.
Dia mengatakan, saat ini para warga telah berada di pengungsian Desa Gam Ici dengan rincian 72 jiwa berasal dari Desa Goin, 61 jiwa dari Desa Sangaji Nyeku dan 130 jiwa dri Desa Duono.
Pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius empat kilometer dari Gunung Ibu, kemudian jika terjadi hujan abu masyarakat yang akan beraktivitas di luar ruangan agar menggunakan masker, masyarakat agar mewaspadai potensi hujan lahar di sungai – sungai yang memiliki hulu pada puncak Gunung Ibu, kemudian warga agar tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak yang berwenang.