nasional

Hingga 2034, Kementerian ESDM Targetkan 61 Persen Kapasitas Pembangkit dari EBT

Kamis, 11 September 2025 | 19:16 WIB
Kementerian ESDM targetkan 61 persen kapasitas pembangkit dari EBT.

ESENSI.TV, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan 61% penambahan kapasitas pembangkit listrik berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT).

Hal itu tertuang dalam Dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN Persero 2025-2034 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 10 Tahun 2025 tentang Peta Jalan Transisi Energi Sektor Ketenagalistrikan.

“Dokumen itu menyebutkan total penambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 Gigawatt (GW) sampai tahun 2034. Dari angka itu, sekitar 61% atau lebih dari 42,39 GW berasal dari EBT,” ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung, di Jakarta, Kamis (11/09/2025).

Baca Juga: Tips Belanja Fashion Online ala Gen Z Paling Ampuh untuk Dapatkan Outfit Keren dan Berkualitas

Sumber lainnya, kata dia, berasal dari solusi penyimpanan energi (storage seperti baterai dan pumped hydropower). 

“Sisanya, sekitar 16,6 GW masih dari fosil. Terutama gas dan beberapa PLTU batubara lama dalam tahap penyelesaian konstruksi,” jelasnya.

Jenis Pengembangan EBT

Yuliot menjelaskan, secara spesifik terdapat beberapa jenis EBT yang akan dikembangkan. Di antaranya, Tenaga Surya/PLTS sebesar 17,1 GW; Tenaga Air (PLTA) + hidro besar kecil sebesar 11,7 GW. 

Berikutnya, Tenaga Angin (7,2 GW); Panas bumi (5,2 GW); dan Bioenergi serta proyek nuklir kecil juga dicadangkan (nuklir 0,5 GW).

“Pemerintah menetapkan langkah-langkah konkret yang tidak hanya bersifat jangka panjang, tetapi juga membumi dan bertanggung jawab secara sosial serta lingkungan,” kata dia.

Kementerian ESDM mencatat, Permen 10/2025 adalah regulasi yang diundangkan pada April 2025 lalu. Kebijakan tersebut menjadi roadmap resmi transisi energi sektor ketenagalistrikan. 

Beberapa poin utama di dalam seperti berikut.

Pertama, melarang pembangunan PLTU baru kecuali sudah masuk RUPTL, atau PLTU “captive” (terintegrasi dengan industri) dengan syarat-syarat khusus.

Kedua, strategi transisi termasuk co-firing biomassa di PLTU, retrofitting fosil dengan teknologi. 

Baca Juga: Cara Mengatasi Anemia dengan Cepat, Aman, dan Efektif agar Tubuh Kembali Bertenaga

Halaman:

Tags

Terkini