3. Alergi
Alergi terhadap debu, bulu hewan, serbuk sari, atau bahan tertentu dapat memicu iritasi tenggorokan. Reaksi alergi dapat menyebabkan tenggorokan gatal, batuk ringan, atau suara serak. Menghindari pemicu alergi dan menggunakan obat antihistamin dapat membantu meredakan gejala.
4. Udara kering
Lingkungan dengan kelembapan rendah, terutama saat berada di ruangan ber-AC atau saat musim panas, dapat membuat tenggorokan terasa kering dan perih. Minum air lebih banyak atau menggunakan humidifier bisa membantu menjaga kelembapan tenggorokan.
5. Iritasi akibat rokok dan polusi
Asap rokok, baik aktif maupun pasif, dapat menimbulkan iritasi dan peradangan pada tenggorokan.
Selain itu, polusi udara atau paparan bahan kimia tertentu juga bisa memperburuk kondisi. Menghindari sumber iritasi menjadi langkah utama untuk pemulihan.
Baca Juga: Dominasi Total! Manchester United Libas Wolves Tanpa Ampun di Kandang Sendiri
6. Refluks asam lambung (GERD)
Asam lambung yang naik ke kerongkongan dapat menyebabkan rasa panas dan sakit di tenggorokan, terutama saat bangun tidur. Penanganannya meliputi perubahan pola makan dan obat sesuai arahan medis.
7. Penggunaan suara berlebihan
Berteriak, menyanyi terlalu keras, atau berbicara dalam waktu lama dapat membuat otot tenggorokan tegang dan meradang. Istirahat suara dan minum air hangat biasanya membantu meredakan gejala.
Sakit tenggorokan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, sehingga memahami penyebabnya sangat penting.
Dengan penanganan yang tepat, keluhan ini umumnya dapat membaik dalam waktu singkat. Selalu jaga kesehatan tenggorokan dengan pola hidup yang baik.*** (LL)