Senin, 22 Desember 2025

Harga Rumah di Jakarta Meledak 19 Kali Lipat!

Photo Author
- Rabu, 12 Juni 2024 | 08:07 WIB
Foto Ilustrasi Rumah Dijual di Jakarta
Foto Ilustrasi Rumah Dijual di Jakarta

Riset terbaru mengungkapkan bahwa harga rumah di Jakarta kini mencapai 19,76 kali lipat dari gaji tahunan rata-rata karyawan. Kondisi ini menggambarkan kesulitan yang dihadapi oleh para pekerja, terutama dengan penghasilan rata-rata, dalam memiliki rumah di ibu kota.

Menurut penelitian dari LPEM FEB UI, tingginya harga rumah di Jakarta mencerminkan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan.

Banyak pengembang lebih memilih membangun unit rumah dan apartemen untuk segmen menengah ke atas, yang menawarkan margin keuntungan lebih tinggi. Hal ini menyebabkan pasokan rumah terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah menjadi terbatas.

Upah Minimum Kota (UMK) di Jakarta pada tahun 2024 berkisar antara Rp2,3 juta hingga Rp5,3 juta per bulan. Dengan gaji tahunan ini, harga rumah yang terjangkau seharusnya tidak lebih dari tiga kali lipat penghasilan tahunan.

Namun, realitasnya, harga rumah di Jakarta jauh melampaui angka ini, membuat kepemilikan rumah semakin sulit dijangkau oleh karyawan berpenghasilan rata-rata.

Survei Gaji 2024


Survei gaji tahun 2024 menunjukkan bahwa rata-rata gaji karyawan di Jakarta bervariasi tergantung pengalaman dan jenis pekerjaan. Karyawan dengan pengalaman lebih dari 20 tahun bisa mendapatkan gaji tahunan mencapai Rp920 juta, sementara mereka yang baru memulai karir rata-rata mendapatkan sekitar Rp243 juta per tahun.

Gaji ini tidak sebanding dengan harga rumah yang terus meningkat.

Kondisi ini juga diperburuk oleh kenaikan suku bunga Bank Indonesia, yang membuat cicilan kredit pemilikan rumah (KPR) semakin mahal. Rata-rata cicilan rumah di Jakarta bisa mencapai Rp4,5 juta per bulan, sebuah angka yang sulit dijangkau oleh banyak karyawan dengan gaji rata-rata.

Kesimpulannya, harga rumah di Jakarta yang mencapai 19 kali lipat gaji tahunan karyawan mencerminkan tantangan besar dalam akses kepemilikan rumah.

Langkah-langkah strategis diperlukan untuk mengatasi masalah ini, termasuk kebijakan yang lebih mendukung pembangunan rumah terjangkau dan pengaturan suku bunga yang lebih stabil.

Editor: Raja H. Napitupulu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X