Senin, 22 Desember 2025

Wah Bahaya… Buku Panduan Kemdikbud Berisi Konten Kekerasan Seksual, Pedofilia, dan LGBT

Photo Author
- Rabu, 29 Mei 2024 | 17:50 WIB
Gedung Kemendikbudristek/IST
Gedung Kemendikbudristek/IST

Wah bahaya. Itu kalimat tepat untuk menggambarkan buku panduan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang mengandung konten tidak layak bagi pendidikan di Indonesia.

Padahal baru saja, Kemendikbudristek dipersoalkan masyarakat akibat kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) bagi mahasiswa baru di kampus negeri. Kini kembali kementerian itu mendapat sorotan publik karena meloloskan konten tidak layak dalam buku panduan Kemendikbudristek.

Setelah dikaji lebih jauh, isu ‘Buku Panduan Program Sastra Masuk Kurikulum’ untuk mendukung Kurikulum Merdeka Kemendikbudristek, ternyata berisi kekerasan seksual, pedofilia, dan LGBT.

Buku-buku sastra picisan ini tetap diloloskan oleh Kemdikbudristek sebagai bacaan sastra. Khusus untuk guru dan anak-anak di seluruh sekolah di Indonesia.

“Buku panduan ini dinilai mempromosikan pornografi, kecabulan, pedofilia dan LGBT. Program itu diminta dihentikan segera dan direvisi secara menyeluruh,” ujar Wakil Ketua Perkumpulan Nusantara Utama Cita (NU Circle) Ahmad Rizali dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (29/05/2024).

Konten Tak Pantas


-
Buku Puya ke Puya

Ahmad Rizali mencontohkan, novel berjudul Puya ke Puya karya Faisal Oddang yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama tahun 2021.

Di halaman 208, terdapat narasi kekerasan seksual yang berbunyi “Saya merogoh selangkangannya, Memasukkan gagang parang berkali-kali, sebelum saya setubuhi. Malena hanya mampu menangis.”

-
Beberapa kalimat tidak pantas dalam buku

Di halaman 45, terdapat adegan pedofilia yaitu kekerasan seksual terhadap anak-anak. Narasi teksnya berbunyi “Lelaki, bos ayahnya, membunuhnya dengan tidak sengaja......Bos ayah Bumi memasukkan kemaluannya ke pantat Bumi. Akhirnya dia meninggal.”

Di halaman 76 dan 79, terdapat adegan LGBT. Bunyinya, ”Mister itu menyukai laki-laki, anak laki. Mr Berth kadang-kadang juga suka sama lelaki dewasa, kalau tidak ada anak kecil seperti Bumi waktu itu.”  Di halaman 79 terdapat teks yang mempromosikan LGBT yang berbunyi “Mr. Berth, bos ayah Bumi, mister itu yang aku lihat.... tempat kencing Mister itu masuk ke pantat ayah Bumi. Mereka lama-lama seperti capek.... kemudian ayah Bumi dicium mister itu.”

-
Kalimat yang tidak pantas

Tragedi Intelektual


Ia menegaskan, contoh-contoh karya sastra dalam Buku Panduan Sastra Masuk Kurikulum menjadi bukti tragedi intelektual.

“Sebab, seharusnya para kurator Kemdikbud itu bertugas menyeleksi buku sastra yang memiliki nilai sastra tinggi,” ungkapnya.

Selain itu, kata dia, juga harus memenuhi norma-norma dalam masyarakat. Dan menyingkirkan buku-buku yang berisi konten penuh adegan pornografi, kecabulan dan apalagi pedofilia serta LGBT.

Menurut dia, ada nirnalar yang dilakukan Kemdikbudristek, yaitu membuat panduan buku sastra masuk kurikulum. Namun ternyata banyak berisi buku yang mengandung konten kekerasan seksual brutal bahkan pedofilia dan LGTB.

Seharusnya, lanjut dia, semua konten sastra yang berisi kekerasan seksual, persenggamaan, dan pornografi itu dicoret.

“Dengan memasukkan karya pornografi itu dalam buku panduan, Kemdikbud sama halnya dengam sengaja dan resmi mempromosikan pornografi ini ke sekolah-sekolah di Indonesia,” tegas Ahmad Rizali.

Respon NU Circle


Ia menegaskan, NUCircle meminta koreksi secara total buku panduan tersebut segera dilakukan Kemendikbudristek.

Sebab jika diteruskan buku itu akan menjadi referensi pihak sekolah untuk melakukan pengadaan buku-buku cabul tersebut di pasaran.

“Program itu harus dihentikan. Para kurator Kemdikbud Ristek itu harus mampu bertugas memilah. Mana buku sastra yang baik untuk anak-anak di sekolah dan mana yang tidak baik. Itulah salah satu fungsi kurator,” tutupnya.

Editor: Raja H. Napitupulu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X