Seorang pengusaha Meksiko dan juga influencer diduga jual embrionya dengan promosi untuk mendapatkan bayi atau keturunan yang tampan.
Tidak main-main, harga embrio yang ditawarkannya juga fantastis, yaitu USD2 juta per embrio atau setara Rp29,87 miliar.
Dia mempromosikan embrionya kepada orang-orang yang tidak dapat memiliki anak dan menginginkan jaminan bayi yang tampan.
Dia adalah Poncho de Nigris, seorang presenter televisi Meksiko, pengusaha dan influencer.
Awalnya, Poncho dikenal secara nasional setelah berpartisipasi dalam musim kedua reality show hit Big Brother Mexico.
Namun, baru-baru ini dia memicu kontroversi setelah mengklaim bahwa dia sedang mempertimbangkan untuk menjual dua embrio yang dia dan istrinya selamatkan untuk berjaga-jaga.
Seperti dikutip dari Oddity Center, Minggu (23/4/2023), pasangan suami istri ini pernah ingin memiliki lebih banyak anak.
Meningkatkan Kualitas Umat Manusia
Selebriti Meksiko itu mengatakan bahwa karena kualitas embrio dijamin dan mereka akan membantu meningkatkan kualitas umat manusia, tidak adil untuk memberikannya begitu saja.
Sebagai gantinya, dia dilaporkan berencana untuk menagih pasangan yang tertarik sebesar US$2 juta untuk masing-masing dari dua embrio beku tersebut.
Influencer berusia 46 tahun itu percaya bahwa akan ada banyak peminat untuk embrionya yang sudah dibuahi, karena gennya yang hebat.
Dia mengklaim hal itu sudah terlihat pada empat anak yang ia miliki bersama istrinya, Marcela.
De Nigris mengklarifikasi bahwa kedua embrio tersebut adalah perempuan dan memiliki kualitas terbaik, karena studi genetik dilakukan untuk menjamin produk tersebut.
Presenter televisi mengatakan bahwa dia dan istrinya tidak berencana untuk memiliki anak lagi.
Jadi jika ada yang tertarik dengan dua embrio beku mereka, mereka bersedia untuk duduk dan berbicara.
Dia juga menambahkan bahwa embrio tersebut dapat tetap membeku tanpa batas waktu.
Suatu saat dapat digunakan sebagai polis asuransi jiwa untuk keluarganya, jika dia meninggal dunia.
Poncho de Nigris mengakui bahwa menjual embrionya kepada pasangan yang tidak dapat hamil atau yang menginginkan gennya dianggap sebagai bisnis.
Namun, dia menambahkan bahwa dia juga memandangnya sebagai peningkatan kualitas umat manusia.*
Email: [email protected]
Editor: Erna Sari Ulina Girsang
