ESENSI.TV, INGGRIS - Harapan Liverpool untuk kembali bersaing di jalur juara Liga Inggris musim ini tampaknya semakin berat.
Kekalahan telak 0-3 dari Manchester City akhir pekan lalu tak hanya membuat moral tim terpuruk, tapi juga memperlebar jarak mereka dari puncak klasemen.
Bek kiri andalan, Andy Robertson, mengakui bahwa timnya kini harus menempuh jalan terjal untuk bangkit, meski ia menegaskan masih terlalu dini untuk menekan tombol panik.
Kekalahan di Etihad Stadium itu membuat Liverpool tercecer di peringkat kedelapan setelah 11 pertandingan.
Baca Juga: Main Air, Surfing, dan Santai di Pantai Watukarung, Paket Lengkap Wisata Alam di Pacitan
Sementara itu, Arsenal yang tampil konsisten di awal musim telah membuka jarak delapan poin di puncak klasemen dan unggul empat poin dari pesaing terdekatnya.
Kondisi ini kontras dengan status Liverpool sebagai juara bertahan yang diharapkan tampil dominan sejak awal musim.
Robertson tidak menutupi kekecewaannya terhadap performa tim sejauh ini. Ia menyebut bahwa Liverpool harus segera menemukan konsistensi untuk kembali ke jalur kemenangan.
“Kami jelas sudah membuat perjuangan kami menjadi jauh lebih berat. Tapi saya rasa belum ada tim yang benar-benar melihat posisi di klasemen sebelum paruh musim. Yang penting sekarang, kami harus mulai mengumpulkan poin secara konsisten," ujar Robertson kepada laman resmi klub. “
Baca Juga: Awas! 5 Jenis Minuman Ini Bisa Bikin Usus Rusak dan Pencernaan Kacau
Menariknya, performa Liverpool yang kurang menggigit datang setelah klub menggelontorkan dana besar sekitar 446 juta poundsterling (sekitar Rp8,3 triliun) di bursa transfer musim panas lalu, rekor tertinggi dalam sejarah klub.
Namun investasi besar itu belum berbuah hasil di lapangan. Dengan lima kekalahan dari 11 laga, Liverpool sudah menelan lebih banyak kekalahan dibandingkan sepanjang musim lalu.
Meski begitu, Robertson menegaskan bahwa para pemain tidak larut dalam pembicaraan soal perebutan gelar.
Fokus utama mereka saat ini adalah memperbaiki performa dari satu laga ke laga berikutnya.