Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) melakukan penanganan banjir di tiga sungai di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Yakni Sungai Palu, Kawatuna, dan Ngia.
Pengendalaian banjir dilakukan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III Palu.
Gempa yang terjadi pada 28 September 2018 di Kota Palu mengakibatkan tanah longsor pada beberapa titik perbukitan Daerah Aliran Sungai.
Sebagian besar terjadi di Kabupaten Sigi. Hal itu menyebabkan masuknya sedimen (endapan) pada badan sungai serta erosi tebing sungai.
Kepala BWS Sulawesi III Kementerian PUPR, Dedi Yudha Lesmana mengatakan, endapan pada badan sungai menimbulkan terjadinya bencana banjir bandang pada 2019 lalu.
"Kombinasi antara sedimentasi dan curah hujan tinggi selama 2-8 jam per hari mengakibatkan banjir besar di Kota Palu," kata Dedi dalam keterangannya, Kamis (14/12/2023).
Untuk itu kata Dedi, Kementerian PUPR melalui BWS Sulawesi III melakukan penanganan Jangka Panjang (Long Term) dan pengendalian endapan. Dengan pembangunan tanggul, pengendali elevasi dasar sungai (Groundsill). Dan, konsolidasi dam .
"Hal ini merupakan bangunan pengendali sedimen dan penyeimbang kemiringan dasar sungai," jelasnya.
Ruang Lingkup Pengerjaan Sungai Palu
Dikatakan Dedi, pembangunan telah dimulai sejak Agustus 2023. Dengan pendanaan dari Loan JICA (Japan International Cooperation Agency).
"Konstruksinya dilaksanakan oleh PT Selaras Mandiri Sejahtera dengan nilai kontrak Rp150 miliar," jelasnya.
Dijelaskannya, ruang lingkup pekerjaannya mencakup pembangunan tanggul 387 meter (m) di sisi kiri dan 364 m di sisi kanan. Juga dibangun tanggul pantai sepanjang 487 m di sisi kiri dan 423 m di kanan, serta pengerukan sedimen sepanjang 800 m.
Sedangkan untuk penanganan di Kawatuna, lanjut Dedi, tengah dikerjakan pembangunan konsolidasi dam 2 unit dengan panjang masing-masing 40,5 m dan tinggi 6 m.
"Di sungai ini juga dibangun groundsill sebanyak 6 unit dengan panjang 17,7 m dan pengaman erosi tebing (revetment)," ujarnya.
Terakhir di Sungai Ngia, dibangun konsolidasi dam sebanyak tiga unit masing-masing sepanjang 25,5 m sebanyak 1 unit dan 21 meter sebanyak 2 unit.
"Selain itu juga dibangun groundsill untuk memperkecil kemiringan arus sungai sehingga kecepatan air menjadi kecil dan kedalaman air bertambah," terang Dedi.*
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu