Penting untuk dicatat bahwa rasa cemas yang dialami anak dan remaja bukanlah cerminan kualitas pengasuhan orang tua.
Kecemasan bukanlah hal yang sengaja ditunjukkan anak atau dibuat-buat untuk mencari perhatian.
Situasi ini tergolong serius dan tak jarang menimbulkan stres, bahkan masuk ke gangguan mental.
Namun, dengan perhatian, cinta dan kasih sayang, kecemasan bisa dikelola serta diatasi.
Beriktu empat cara yang dapat membantu mengatasi kecemasan anak dan remaja, seperti dilansir dari UNICEF Indonesia.
1. Bantu anak menghadapi kondisinya
Jika anak Anda merasa cemas, hal pertama yang bisa dilakukan adalah memberitahukan anak bahwa perasaan itu akan berlalu.
Dengan begitu, anak akan merasa lebih tenang.
Ada pula hal-hal lain yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak menghadapi kecemasan dan lebih siap jika kecemasan terjadi.
Bantu anak untuk menggunakan indra-indranya.
Indra manusia adalah sarana ampuh untuk mengatasi rasa panik, cemas, dan stres.
2. Mendiskusikan apa yang dirasakan anak
Minta anak untuk memperhatikan perasaan mereka saat cemas dan menceritakan apa yang sedang terjadi ketika perasaan itu muncul.
Apa yang mereka rasakan, seberapa lama merasa cemas dirasakan dan apa kira-kira penyebab rasa cemas itu?
Semakin anak dapat memahami perasaannya sekaligus merasa aman, akan semakin mudah juga bagi mereka untuk mengelola perasaan itu.
3. Alihkan perhatian
Anak yang mengalami kecemasan sering mengajukan pertanyaan yang tidak bisa mereka jawab.
Misalnya "kenapa seperti ini?” atau “saya kenapa?”
Orang tua dapat mengajukan pertanyaan seperti, “Mau makan malam apa?”
Untuk membantu agar anak merasa punya kendali atas situasi dan berfokus pada momen yang sedang terjadi.
4. Membangun kebiasaan sehat
Pola tidur dan makan yang sehat dapat membantu karena orang yang cemas terus menerus sering kali akan merasa sangat letih.
Untuk anak-anak berusia 6 hingga 12 tahun, para pakar menyarankan durasi tidur malam selama sembilan hingga 12 jam.
Untuk anak remaja, durasi yang disarankan adalah delapan hingga 10 jam.
Agar tidur berkualitas, orang tua perlu membatasi akses ke ponsel pada malam hari.
Gawai pun sebaiknya tidak diletakkan di kamar.
Saat cemas, napas kita menjadi pendek-pendek dan kita cenderung bernapas lewat dada.
Ingatkan anak untuk mencoba bernapas dengan otot perut agar paru-paru mendapatkan lebih banyak oksigen dan mereka dapat menjadi lebih tenang.
Jika kecemasan sampai mengganggu keseharian anak, bantuan dari tenaga profesional bisa memberikan kontribusi.
Dokter anak bisa memberikan rujukan kepada tenaga kesehatan mental yang dapat melakukan asesmen.
Sehingga orang tua bisa mendapatkan saran perawatan bagi anak yang tepat.*
Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang
#beritaviral
#beritarekini